Perkenalannya dengan bola voli baru terjadi pada saat ia menginjak kelas empat sekolah dasar (SD). Ketika itu, ia sering melihat kakak perempuannya bermain voli.
Dia lalu memutuskan untuk ikut bermain. Ayahnya pun memintanya untuk berlatih secara mandiri dengan mengetes bola ke dinding. Sejak saat itu, ia mulai menekuni olahraga ini.
Lagi pula, ayahnya juga mantan pevoli di daerahnya. Kendati tak pernah mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda), tetapi Nizar justru mampu bergabung dengan timnas junior saat masih SMP.
Pasalnya, saat itu timnas voli Indonesia kekurangan pemain di posisi tosser. Pasalnya, tosser sebelumnya memilih mengundurkan diri.
Bakatnya di dunia voli terus terasah ketika dia bergabung dengan klub profesional asal Surabaya, Samator, ketika duduk di bangku kelas tiga SMP.
Dia sempat diuji oleh pelatih Samator saat itu, Li Qiujiang. Setelah mengikuti sesi latihan, ia akhirnya resmi diterima. Momen itu tepatnya terjadi pada Juli 2010.
Setelah gabung Samator, Nizar terpilih untuk tampil di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2011. Pada debutnya itu, ia ikut membantu timnya meraih emas.
Bersama timnas voli junior, ia juga berhasil meraih gelar juara di ajang ASEAN School Games 2012 seusai menumbangkan Thailand di partai final. Sejak saat itu, kariernya terus melesat.
Bersama Samator Surabaya, ia pertama kali tampil di ajang Proliga pada tahun 2016. Namun, ketika itu masih menjadi pelapis pemain asing asal Kuba, Pedro Lopez Fernandez.
Baca Juga: Apriyani / Fadia Fokus Bidik Peringkat Dunia Setelah Raih Emas SEA Games
Setidaknya, sudah ada beberapa gelar juara Proliga yang diraihnya bersama Samator, yakni pada edisi 2016, 2018, dan 2019. [Muh Adif Setiawan]