“Saya salah jurus, seharusnya bisa dapat emas,” kata Andika seperti dimuat Antara.
Perasaan kecewa juga dirasakan pelatih Timnas Gulat Indonesia Suryadi karena sejatinya anak asuhnya itu bisa menjadi yang terbaik.
Menurutnya penyebab kegagalan karena faktor nonteknis sementara secara teknik keduanya tergolong tidak berbeda jauh.
Namun adanya dukungan luar biasa dari suporter tuan rumah dan sedikit demam panggung karena sudah lama tidak bertanding di SEA Games, mengingat Indonesia absen sejak tahun 2013 telah membuat Andika gagal di partai puncak tersebut.
“Atlet minim sekali persiapan, hanya 50 hari berlatih terpusat di Jakarta. Tapi jika diberikan kesempatan lebih banyak, misal ada uji coba, saya optimis Indonesia bisa mengembalikan kejayaan gulat di masa silam,” kata pegulat nasional era tahun 70-an ini.
Sementara Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Gulat Seluruh Indonesia Gusti Randa yang turut menyaksikan pertandingan mendampingi Ketua Umum PGSI Trimedya Panjaitan mengatakan capaian yang diraih ini sudah melampaui target satu medali emas dari Kementeriaan Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Kami ke Vietnam hanya membawa empat orang atlet dengan target satu perak, dan Alhamdulillah sudah melebihi,” kata dia.
Bahkan, Tim Gulat Indonesia berpeluang untuk menambah medali karena masih ada dua atlet lagi yang akan diturunkan.
Malahan, seorang atlet putri akan turun pada nomor yang hanya diikuti tiga orang peserta dari tiga negara pada Rabu (18/5). Artinya, Indonesia sudah dipastikan meraih medali.
Baca Juga: Timnas Futsal Indonesia Bertekad Ukir Sejarah di SEA Games 2021
Dan seorang atlet lagi yang akan turun pada nomor 62 kg freestyle juga berpeluang memberikan medali. Dari dua pool, wakil Indonesia ini akan berada dalam pool yang tidak ada atlet tuan rumah.