Suara.com - Berikut ini biodata Viktor Axelsen. Pebulutangkis asal Denmark ini konsisten menduduki ranking pertama tunggal putra BWF. Ranking ini bisa bertahan dalam 75 pekan.
Berbicara bulu tangkis Denmark tak bisa dilepaskan dari sosok Peter Gade. Peter Gade pernah menempati ranking satu tunggal putra pada tahun 1997.
Selama bertahun-tahun Peter Gade menjadi musuh besar bagi pebulutangkis tunggal putra lain, salah satunya Taufik Hidayat. Dia dikenal sebagai pebulutangkis dengan smash tajam.
Hanya saja, kejayaan Peter Gade menurun seiring dengan bertambahnya usia. Akhirnya, setelah puluhan gelar dari kejuaraan bergengsi, Peter Gade pensiun pada 2012 lalu.
Baca Juga: Line-up Indonesia vs Jepang di Semifinal Piala Thomas 2022 Malam Ini
Ketika publik Denmark harus kehilangan Peter Gade yang pensiun, Axelsen muncul sebagai pengganti yang sepadan. Viktor Axelsen merupakan berlian bagi bulutangkis Denmark.
Viktor Axelsen keluar dari bayang-bayang nama besar Peter Gade dengan sukses. Berbagai kejuaraan dunia sukses dimenangi Axelsen, hingga menempati ranking dunia pertama pada 2017 lalu.
Bagaimana Viktor Axelsen membangun karir hingga menjadi yang terbaik di dunia? Berikut ini biodata dari Viktor Axelsen.
Pilih Tunggal Putra
Axelsen sama seperti para pebulutangkis lain. Dia tak sekadar ikut nomor tunggal, namun juga nomor ganda. Pada kejuaraan Denmark Terbuka 2009, dia sempat main nomor ganda bersama Steffen Rasmussen.
Baca Juga: Dituding Bocorkan Rahasia Negara, Mantan Menhan Denmark akan Diseret ke Pengadilan
Namun pada tahun yang sama, Axelsen memenangi nomor tunggal pada kejuaraan bulu tangkis U-17 Eropa 2009 di Slovenia. Axelsen merebut gelar setelah mengalahkan rekan senegaranya, Kim Bruun.
Prestasi itu kembali diulangi ketika tampil dalam kejuaran junior Eropa tahun 2011. Axelsen lagi-lagi mengalahkan rekan senegaranya. Kali ini, Axelsen mengalahkan Rasmus Fladberg.
Pada kejuaraan dunia junior BWF tahun 2010, Axelsen sukses menjadi yang terbaik. Axelsen menumbangkan wakil Korea Selatan, Kang Ji-wook.
Namun pada edisi 2011, Axelsen harus puas dengan medali perak karena dikalahkan wakil Malaysia, Zulfadli Zulkiffli.
Maju ke Senior
Deretan prestasi ketika mengikuti kejuaraan junior memantapkan pilihan Viktor Axelsen untuk fokus pada nomor tunggal putra. Pilihan itu terbukti tepat. Axelsen meraih berbagai gelar bergengsi.
GP Gold Swiss Open 2014 merupakan gelar bergengsi pada awal karir senior Axelsen. Axelsen merebut gelar setelah menumbangkan wakil China, Tian Houwei dalam laga dramatis dengan skor 21-7, 16-21 dan 25-23.
Ketika mulai berlaga di Super Series, prestasi besar dan membanggakan dicatatkan Axelsen. Pada Olimpiade 2016 di Rio, Brasil, Axelsen memang hanya mendapatkan perunggu. Namun, medali itu didapat dari hasil mengalahkan idolanya, Lin Dan.
Pada tahun yang sama, Axelsen juga sukses merasakan gelar Piala Thomas bersama Denmark. Dia berhasil menyumbangkan satu angka dari kemenangan Denmark atas Indonesia 3-2. Axelsen mengalahkan Tommy Sugiarto 21-17, 21-18.
Lalu pada tahun 2017, Axelsen meraih gelar juara dunia di Glasgow. Lagi-lagi, Axelsen bisa mengalahkan Lin Dan. Kesuksesan meraih gelar itu ditambah dengan gelar Jepang Open 2017 membuatnya jadi yang nomor satu di ranking BWF.
Gelar Olimpiade 2020
Berbagai gelar dimenangi Axelsen dan membuatnya terus di puncak ranking tunggal putra BWF. Paling membanggakan adalah medali emas Olimpiade 2020 di Tokyo.
Axelsen menang atas tunggal putra China, Chen Long, dengan 21-15, 21-12. Medali emas itu membuat Axelsen disambut bak pahlawan ketika pulang ke Denmark.
Kala itu, dia memang berangkat ke Tokyo dengan gagah. Viktor Axelsen mencatatkan diri sebagai orang Eropa pertama yang memenangi gelar tunggal putra All England, sejak 1999. Gelar All England 2020 pada akhirnya diulang lagi pada All England 2022.
Kontributor : Lukman Hakim