Suara.com - Yolla Yuliana, yang akan memperkuat tim nasional bola voli putri Indonesia, sudah sangat mantap mempersiapkan diri tampil dalam SEA Games Vietnam, yang berlangsung pada 12-23 Mei.
Yolla Yuliana, yang kembali bergabung bersama timnas sejak SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, mengatakan bahwa dia bertekad memberikan penampilan maksimal meski memiliki waktu persiapan singkat, yakni hanya satu bulan.
“Pokoknya memang start dari awal harus mati-matian. Persiapannya sudah hampir mau mendekati hari H jadi sudah mantap ya. Dalam waktu persiapan yang sebentar ini kami harus bisa memaksimalkan bagaimana pun kondisi yang ada,” tutur Yolla dikutip dari laman resmi Kemenpora, Sabtu (30/4/2022).
Pemain yang memperkuat Bank Bjb Tandamata pada Proliga 2022 itu juga menuturkan bahwa timnya saat ini sudah makin padu dan kompak menjelang keberangkatan ke Vietnam.
Baca Juga: Habisi Espanyol 4-0, Real Madrid Juara Liga Spanyol 2021/22
Meski sudah berpengalaman, Yolla mengaku tetap merasa tertekan menjelang penampilan perdananya pada SEA Games tahun ini setelah terakhir kali membela timnas pada 2017.
Pemain berpostur 180cm itu memperkirakan Vietnam bakal menjadi lawan terberat Indonesia dalam kejuaraan kawasan tersebut, meski sebetulnya ia juga buta kekuatan lawannya itu.
“Sedikit tertekan karena hari pertama langsung bertemu tuan rumah Vietnam, itu seperti laga hidup dan mati dan tidak bisa diulang lagi karena memang hanya bertemu sekali langsung penentuan final," kata pemain berusia 27 tahun itu.
"Kami tidak ada mempelajari Vietnam jadi benar-benar buta (peta kekuatan). Jadi kami hanya mempelajari dari tahun kemarin,” tutup dia.
Timnas voli putri saat ini masih terus mematangkan kualitas dan teknik permainan terutama di area defend.
Pada SEA Games 2019 di Filipina, timnas bola voli putri Indonesia gagal melaju ke partai perebutan medali setelah kalah head to head dari Vietnam pada klasemen akhir. Merah Putih pun harus puas dengan perolehan medali perunggu.
Rekor timnas bola voli putri juga tak begitu mentereng di ajang SEA Games dengan hanya mampu meraih satu emas pada edisi 1983. Indonesia masih kalah saing dengan Thailand yang mengumpulkan 14 emas sepanjang keikusertaan Negeri Gajah Putih di kejuaraan kawasan itu.