"Tulang ini idealnya di orang normal tidak ada. Ini terjadi karena proses radang terus-menerus (kronis) yang lama kelamaan membentuk jaringan tulang rawan dan akhirnya jadi keras dan padat," tutur Agnes yang kini memiliki dua anak buah cintanya bersama Marcus Fernaldi Gideon.
"Nah, karena kakinya dipakai untuk aktivitas dengan impak tinggi, akhirnya radang terus-menerus dan hasilnya [tulang tumbuh] itu menusuk ototnya dan membuat sakit sekali."
Agnes mengatakan bahwa Marcus dan keluarga sejatinya ingin mencari opsi lain sebelum memilih jalan terakhir yakni operasi. Namun, setelah berdiskusi dengan dokter pelatnas PBSI, Prof. dr. Nicolaas C. Budhiparama, naik meja operasi dianggap jadi pilihan terbaik.
"Beliau [Prof. dr. Nicolaas C. Budhiparama] sudah menyarankan fisioterapi dan tindakan konservatif. Sudah kami coba, tapi tetap sakit," beber Agnes.
Demi mengakomodir kesembuhan Marcus, Profesor Nicolaas pada akhirnya menyarankan pemain jebolan klub PB Jaya Raya itu untuk menjalani operasi arthoskopi yakni prosedur medis untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengatasi berbagai masalah pada persendian.
Setelah mencari berbagai referensi, Marcus dan keluarga akhirnya memilih untuk menjalani operasi di luar negeri, tepatnya di Portugal atau Belanda oleh Prof. Niek van Dijk.
Niek van Dijk merupakan dokter bedah kawakan yang jasanya juga sempat digunakan mega bintang Portugal dan Manchester United, Cristiano Ronaldo. Ketika periode pertamanya di Manchester United tepatnya pada 2008, Ronaldo melakukan operasi pergelangan kaki dan sukses.
"Jujur karena kami melihat operasi di Indonesia untuk atlet belum terlalu banyak. Kalau untuk mengembalikan QOL (Quality of Life) seperti jalan normal, menurut saya pribadi di Indonesia sudah mencukupi," beber Agnes.
"Namun masalahnya adalah pasien kali ini adalah atlet yang masih aktif bermain dan masih ingin berkarier di masa depan. Jadi pasti kami mematok target up to 95% recovery, bukan cuma yang sekedar "bisa jalan".
Baca Juga: Top 5 Sport: 10 Wakil Indonesia Ditarik Mundur dari Orleans Masters 2022, PBSI Buka Suara
"Dalam konteks ini, saya tidak merendahkan para spesialis di Indonesia ya, tapi kami juga harus melihat track record untuk penatalaksanaan buat para atlet dan Prof. Niek van Dijk ini sudah banyak menangani atlet. Contoh, Ronaldo."