Suara.com - Gelaran MotoGP Mandalika 2022 berlangsung cukup meriah. Bahkan animo masyarakat Indonesia dalam melihat aksi para pembalap terbilang cukup tinggi.
Hal tersebut ternyata membuat salah satu bos tim Moto2, Edu Perales mengapresiasinya. Ia memiliki sedikit gambaran terkait kehebohan para penggemar MotoGP di Indonesia.
Bos Pertamina Mandalika SAG tersebut mengibaratkan balap motor di Indonesia seperti agama.
"Sungguh gila. Balap motor di Indonesia seperti agama. Mereka seperti layaknya sepak bola di Brasil. Semua orang di sana tahu soal balap motor," ujar Perales dilansir dari AS.
Baca Juga: Meski Penuh Debat, Pawang Hujan Sirkuit Mandalika Mbak Rara Kini Terkenal Lewat Anime
"Sambutan orang-orang di Indonesia tentang kehadiran balapan kejuaraan dunia sungguh luar biasa," tambahnya.
Perales menilai balap motor dengan masyarakat Indonesia lantaran sepeda motor juga punya peran vital dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
Ia berpendapat masyarakat Indonesia tergila-gila dengan MotoGP karena kendaraan motor sangat dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Oleh Karena itu, mereka menyambut balapan MotoGP ini dengan sangat meriah.
![Pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo melaju di pitlane saat sesi latihan bebas 4 (FP4) MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (19/3/2022). [ANTARA FOTO/Andika Wahyu/rwa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/19/59397-fabio-quartararo-kualifikasi-motogp-mandalika.jpg)
"Ada 240 juta populasi di Indonesia dan ada 140 juta motor di jalanan. Semua orang bergerak dengan sepeda motor dan ada banyak bisnis yang berhubungan dengan sepeda motor," ucap Perales.
Perales lalu menceritakan momen kerja sama antara dirinya dengan Pertamina Mandalika.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Asal Usul Nama Sirkuit Mandalika
"Pada 2020, Pertamina meminta pada IRTA untuk punya dua slot di Kejuaraan Dunia. IRTA menyebut tidak ada pilihan selain menjalin kesepakatan dengan tim yang sudah ada di kejuaraan dunia." tutur bos Pertamina Mandalika SAG.
"Mereka lalu berdiskusi dengan beberapa tim dan juga datang pada saya. Saat itu saya memiliki Onexox dan kami memutuskan mengambil langkah untuk pindah ke Indonesia," tutupnya.