Konflik Rusia-Ukraina Jadi Berkah untuk Pebalap F1 Kevin Magnussen, Kenapa?

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 11 Maret 2022 | 09:37 WIB
Konflik Rusia-Ukraina Jadi Berkah untuk Pebalap F1 Kevin Magnussen, Kenapa?
Pebalap tim Haas, Kevin Magnussen melambaikan tangan ke penonton dalam parade jelang balap F1 GP Australia di Sirkuit Albert Park, Minggu (25/3/2018). [AFP/Saeed Khan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kevin Magnussen sempat mengubur harapan untuk kembali berkiprah di ajang Formula 1 (F1) sebelum bos tim Haas, Guenther Steiner menawarkan bangku bagi sang pebalap Denmark untuk menggantikan Nikita Mazepin.

Nikita Mazepin yang merupakan pebalap F1 asal Rusia, diputus kontrak oleh tim Haas buntut dari invasi militer negara pimpinan Vladimir Putin itu ke Ukraina.

Kesempatan emas dari tim Haas pun tak disia-siakan Kevin Magnussen. Pebalap 29 tahun itu mengaku langsung menerima tawaran mengaspal bersama Haas.

"Saya tidak terlalu memikirkan Formula 1," kata Magnussen, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/3/2022).

Baca Juga: Top 5 Sport: F1 Batalkan Grand Prix Rusia karena Perang

Tahun lalu ia berkompetisi di kejuaraan mobil sport Amerika Serikat dan siap memperkuat Peugeot di kejuaraan dunia ketahanan sekaligus mengikuti Le Mans dengan ayahnya, Jan.

"Saya sepertinya telah benar-benar menerima bahwa F1 sudah menutup pintunya," bebernya.

Magnussen mengetahui Haas telah memutus kontrak Mazepin namun tidak mengira ia mendapat kesempatan untuk membalap kembali di tim yang terakhir kali ia bela pada 2020 itu.

Ayah Mazepin, Dmitry merupakan miliarder pemilik perusahaan pupuk kimia Uralkali yang menjadi sponsor utama Haas. Akan tetapi tim asal Amerika Serikat itu telah mengakhiri kemitraan dengan perusahaan yang dianggap dekat dengan Kremlin tersebut menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Melihat itu, Magnussen mengira Haas akan memerlukan pengganti yang juga membawa suntikan dana.

Baca Juga: Serangan Rusia atas Ukraina, Bagaimana Nasib Nikita Mazepin di F1?

"Saya tidak membawa banyak kecuali kemampuan membalap saya ke tim yang saya kira akan menjadi kemustahilan dan kemudian Guenther memanggil saya dan itu adalah kejutan besar," kata Magnussen di tes pramusim di Bahrain.

"Saya senang sekali ketika dia menelpon saya dan meminta apakah saya ingin kembali.

"Saya langsung mengatakan iya. Kemudian setelah itu saya memikirkan itu."

Magnussen mengatakan perubahan regulasi musim 2022 membuka kemungkinan atas peluang yang lebih baik.

"Comeback" itu akan menjadi kedua kalinya dalam karier Magnussen setelah mengawali karier dengan McLaren pada 2014 dan menepi satu tahun pada 2015.

Dia kemudian bergabung dengan Renault sebelum start musim 2016 ketika pebalap Venezuela Pastor Maldonado kehilangan sumber dana sponsornya.

Magnussen kemudian pindah ke Haas pada 2017.

Tahun lalu, dia mengaku kehilangan motivasi ketika membalap di papan bawah pada 2020 dan tidak ingin kembali ke F1 kecuali dia memiliki peluang untuk menang, namun komentar itu dengan mudah dimentahkan pada Kamis.

"Ketika Anda benar-benar memiliki kesempatan untuk kembali, itu berbeda."

"Tidak ada gunanya melihat ke belakang. Saya sering ditanya apakah mau kembali dan saya lelah dengan semua pertanyaan itu. Lebih mudah menghadapinya apabila mengatakan, 'tidak, saya menatap ke depan, saya telah melupakan itu'.

"Tapi ketika Anda mendapat kesempatan, Anda ambil itu."

Magnussen akan menjadi tandem Mick Schumacher, putra dari juara dunia tujuh kali Michael, demikian Antara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI