Suara.com - Pebulu tangkis putri Ukraina, Anastasiya Prozorova mengaku stres memikirkan orang tua dan keluarga yang berada di tengah konflik melawan operasi militer Rusia.
Bersama rekan senegaranya, Anastasiya Prozorova saat ini tengah berada di Kampala mengikuti ajang Uganda International 2022.
Namun fokus Anastasiya Prozorova terpecah menyusul operasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Padahal Anastasiya merupakan andalan Ukraina di tiga nomor, baik tunggal maupun ganda dan kondisi ini jelas sangat mengganggunya.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Ancam Keamanan Siber Global
Dilansir dari Badminton Europe, Anastasiya tak bisa berhenti memikirkan keselamatan sang ibu dan keluarganya seiring suasana yang mencekam.
Seperti yang diketahui bersama, pasukan Rusia memang sudah mulai merangsek ke wilayah Ukraina meskipun perundingan para petinggi negara dilakukan.
Anastasiya tak mampu menahan tangis karen khawatir dengan keselamatan keluarganya, ia pun mengaku stres karena kejadian ini.
"Sejak hari pertama (operasi militer Rusia), saya selalu memantau berita dan selalu menghubungi kedua orang tua saya dan mencoba menyemangati adik laki-laki saya," ucap Anastasiya.
"Namun, saya tidak kuat dan menangis. Saya tidak bisa bermain karena terlalu stres memikirkan hal ini." imbuhnya.
Baca Juga: Fisik Pemain Timnas Indonesia Digenjot Shin Tae-yong, Begini Komentar Wonderkid Persija
Kompatriot Anastasiya, Artem Pochtarov mengaku masih bisa tenang mengingat keluarganya berada di ruang bawah tanah kediaman yang memang digunakan untuk berlindung.
Artem mengaku sempat ingin turun ke jalan bersama masyarakat Ukraina lainnya untuk bergerilya mempertahankan tanah kelahirannya dari invasi Rusia.
Hingga saat ini ia juga masih menimbang-nimbang untuk mengangkat senjata membela negaranya, setiap saat harus berjaga secara bergilir.
"Saya tetap bertahan di rumah dan menolak meninggalkan kota ini. Berkendara di malam hari pun sangat berbahaya," ucap Artem.
"Jadi kami tetap bertahan, tidak tidur, saling berjaga-jaga, dan tinggal di ruang bawah tanah. Ada niat bergabung dengan Armada Pertahanan Teritorial Ukraina.
"Sampai sekarang pun masih menimbang-nimbang, karena saya tidak memiliki kemampuan maupun pengetahuan militer." imbuhnya.
[Penulis: Eko Isdiyanto]