Suara.com - Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dapat memengaruhi waktu invasi Rusia ke Ukraina, kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman seperti dikutip Reuters, Kamis (27/1/2022).
Wendy Sherman turut menambahkan bahwa Presiden China Xi Jinping tidak akan senang jika Rusia melakukan invasi saat Olimpiade Beijing 2022 berlangsung awal bulan depan.
Sherman yang memimpin delegasi AS dalam pembicaraan dengan pejabat Rusia di Eropa awal bulan ini, mengatakan dia tidak tahu apakah Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk menginvasi Ukraina, tetapi sejumlah petunjuk menunjukkan invasi bisa terjadi pertengahan Februari.
"Kita semua tahu Olimpiade Beijing akan dimulai 4 Februari, upacara pembukaan, dan Presiden Putin diperkirakan hadir di sana," kata Sherman.
Baca Juga: Unik! Pembukaan Olimpiade Paris 2024 Takkan Berlangsung di Stadion, Ini Tempatnya
"Saya kira mungkin Presiden Xi Jinping tidak akan senang jika Putin memilih momen itu untuk menyerang Ukraina. Jadi Olimpiade bisa mempengaruhi Putin."
Putin mengkritik boikot diplomatik Olimpiade oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya atas alasan catatan hak asasi manusia China, dengan mengatakan bahwa dia menentang "politisasi olahraga."
Kedutaan Besar AS di Ukraina mendesak warga Amerika di Ukraina untuk meninggalkan negara itu saat ini juga dengan mengatakan situasi keamanan di negara itu "tidak dapat diprediksi karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia".
Amerika Serikat dan sekutunya sudah mengancam sanksi kepada Rusia jika melanjutkan invasi ke Ukraina, tetapi sekitar 100.000 tentara Rusia tetap berada di dekat perbatasan Rusia-Ukraina.
Rusia mengatakan krisis itu didorong oleh tindakan NATO dan AS, dan menuntut jaminan keamanan dari Barat, termasuk janji NATO untuk tidak mengakui Ukraina.
Baca Juga: Empat Negara Boikot Olimpiade 2022, Cina Siapkan Aksi Balasan
Sebaliknya Amerika Serikat bersiap menghadapi semua skenario, termasuk "invasi skala penuh" dan menyatakan seorang pun tentara Rusia yang memasuki Ukraina sebagai masalah yang sangat serius bagi keamanan internasional, demikian seperti dimuat Antara.