Suara.com - Petenis Inggris, Emma Raducanu mengatakan akan mengambil sisi positif dari kekalahan menyakitkan pada Australian Open 2022, Kamis malam, ketika pegangan raket berkontribusi terhadap kekalahan tiga set dari Danka Kovinic.
Petenis cantik berusia 19 tahun, yang membuat sensasi pada September 2021 lalu dengan memenangi US Open sebagai pemain kualifikasi, itu kalah 4-6, 6-4, 3-6 dalam pertarungan yang menegangkan.
Raducanu membutuhkan plester tangan setelah gim kelima set pertama dan tidak mampu melakukan pukulan forehand-nya dengan kekuatan apa pun setelahnya.
Kovinic yang awalnya tertinggal jauh akhirnya berhasil mengalahkan unggulan ke-17 itu untuk maju ke babak ketiga di mana dia akan menghadapi mantan petenis nomor satu dunia Simona Halep.
Baca Juga: Australian Open: Daniil Medvedev Kerja Keras Kalahkan Kyrgios di Babak Kedua
Raducanu baru-baru ini terkena COVID-19 dan hanya memainkan satu pertandingan menjelang debutnya di Australian Open -- bukan persiapan yang ideal.
Dia mencatat kemenangan mengesankan atas mantan juara US Open Sloane Stephens pada Selasa, namun akhirnya tidak bisa menahan peringkat ke-98 Kovinic.
Meski begitu, cara Raducanu menghadapi kemalangan Kamis malam cukup mengesankan.
"Saya telah berjuang dengan lecet sejak saya mulai benar-benar bermain di Australia, karena 21 hari, tidak ada tenis, tangan saya menjadi sangat lembut," kata Raducanu, dikutip dari Reuters, Jumat.
"Saya telah mencoba untuk memplesternya untuk setiap latihan, dan itu akan mengeras dan mengering, tetapi kemudian saya akan bermain lagi, sepertinya lapisan lainnya akan terus sobek."
Baca Juga: Petenis Italia Ini Bolak-balik ke Toilet saat Berlaga di Australian Open 2022, Kenapa?
Raducanu mengatakan timnya telah menasihatinya untuk tidak bermain, tetapi dia senang dia mencobanya.
"Mungkin ada lebih banyak pukulan (forehand) dalam pertandingan itu daripada yang saya lakukan dalam dua atau tiga tahun belakangan. Itu pasti satu hal yang saya pelajari, pukulan forehand yang bagus itu tidak terlalu buruk dan saya memiliki semacam keterampilan tangan," kata Raducanu.
"Saya bangga dengan bagaimana saya terus berjuang bahkan dalam situasi seperti itu. Saya terus bertahan di sana."
"Saya masih berpikir saya bisa mengambil beberapa hal positif dari itu. Yang saya tau bahwa saya bertarung di situ, bahkan jika saya mendapat satu pukulan, saya tahu bahwa saya dapat mengatasi situasi semacam itu."
"Saya masih muda, saya merasa saya bisa belajar backhand, saya bisa belajar beberapa jenis taktik, tapi cukup sulit untuk belajar atau mengajar seseorang yang berjuang untuk bertahan di sana ketika segala sesuatunya bertentangan dengan keinginan Anda. Jadi saya cukup bangga akan hal itu."
Sementara Raducanu mengakui bermain melawan Halep hanya dengan pukulan forehand mungkin tidak terlalu berhasil, dia mengatakan bahwa hal itu bisa saja menjadi taktik yang dia gunakan di masa depan.
"Itu mungkin elemen kejutan bagi lawan saya hari ini yang tidak mengharapkan saya melakukan itu," kata Raducanu.
"Itu cukup efektif, jadi jika saya bisa memadukannya dengan gaya permainan agresif saya, saya pikir itu akan menjadi kombinasi yang sangat bagus dan berbahaya ke depannya," ujarnya menambahkan.
[Antara]