Suara.com - Kaleidoskop bulu tangkis Indonesia selama 2021. Terdapat banyak momen penting yang menghiasi perjalanan tim Merah Putih diberbagai ajang internasional.
Selama 2021, terjadi banyak momen yang menguras emosi para penggawa bulu tangkis Indonesia. Dari terusirsnya tim Merah Putih di All England 2021, hingga keberhasilan merengkuh gelar Piala Thomas 2020.
Berikut Suara.com merangkum kaleidoskop bulu tangkis Indonesia sepanjang 2021:
1. Tim Bulu Tangkis Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021
Baca Juga: Bonus Cair, Jonatan Christie Ucapkan Terima Kasih pada Presiden dan Menpora
Bulu tangkis Indonesia memulai 2021 dengan cukup baik di mana pasangan ganda putri Greysia Polii / Apriyani Rahayu sukses menyabet gelar Yonex Thailand Open yang digelar dengan sistem bubble.
Prestasi wakil Indonesia kemudian berlanjut di mana tunggal putri Putri Kusuma Wardana sukses menyabet gelar juara Spain Masters 2021.
Namun, selepas itu, bulu tangkis Indonesia mendapat nasib buruk. Jonatan Christie dan kawan-kawan secara mendadak dipaksa mundur dari All England 2021.
Tim bulu tangkis Indonesia diminta mundur berdasarkan regulasi pemerintah Inggris mengatakan jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang positif Covid-19, maka diharuskan menjalani isolasi mandiri.
"Sehingga, tim Indonesia terpaksa mundur dan melakukan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre, terhitung 10 hari sejak kedatangan tim ke Birmingham pada Sabtu (13/3) lalu," kata Ricky Soebagdja, Manajer Tim Indonesia.
Baca Juga: Bonus Piala Thomas Rp 10 Miliar Cair, Jonathan Christie : Terima Kasih Pak Jokowi
Baik Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) maupun Panitia All England disebut tidak bisa berbuat apa-apa tentang keputusan tersebut karena regulasi telah diatur oleh pemerintah Inggris.
2. Jaga Tradisi Emas Olimpiade
Pasca dipaksa mundur dari All England 2021, PBSI memutuskan untuk tak mengirim wakil-wakilnya ke turnamen lain. Kondisi pandemi belum surut sehingga turut berimbas pada ditunda atau batalkannya berbagai turnamen.
Hal itu membuat wakil-wakil Indonesia hanya mempersiapkan diri di Pelatnas PBSI tanpa mengikuti pertandingan resmi hingga Olimpiade Tokyo 2020.
Meski menjalani persiapan yang kurang optimal, bulu tangkis Indonesia nyatanya mampu menjaga tradisi medali emas Olimpiade di mana pasangan ganda putri Greysia Polii / Apriyani Rahayu sukses menjadi kampiun.
Greysia / Apriyani bukanlah pasangan favorit juara di Olimpiade Tokyo 2020. Mereka bahkan tak menyandang status unggulan.
Langkah Greysia / Apriyani menjadi kampiun Olimpiade Tokyo 2020 ditandai dengan performa impresif sejak babak penyisihan. Tergabung di Grup A, mereka jadi pemuncak klasemen dengan menyapu bersih kemenangan di tiga laga.
Memasuki fase knock-out, Greysia / Apriyani mengalahkan Du Yue / Li Yin Hui (China) di perempat final, menekuk Lee Sohee / Shin Seungchan (Korsel/4) di semifinal, sebelum mengandaskan Chen Qing Chen / Jia Yi Fan (China/2) di partai puncak.
Keberhasilan Greysia / Apriyani merebut medali emas Olimpiade Tokyo 2020 melanjutkan kisah sukses pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir yang jadi kampiun di edisi 2016.
3. Akhiri Puasa 19 Tahun Juara Piala Thomas
Tim beregu putra Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan membawa pulang trofi Piala Thomas ke Tanah Air setelah jadi yang terbaik di edisi 2020 pada 9-18 Oktober 2021 di Aarhus, Denmark lalu.
Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan jadi yang terbaik di turnamen beregu putra paling bergengsi di dunia itu usai menekuk China dengan skor telak 3-0 di partai puncak.
Keberhasilan ini membuat tim beregu putra Indonesia mengakhiri dahaga gelar juara Piala Thomas yang telah berlangsung selama 19 tahun di mana kali terakhir skuad Merah Putih menjadi kampiun adalah pada 2002.
4. Jadi Tuan Rumah Tiga Turnamen Bergengsi
Indonesia mendapat kesempatan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk menjadi tuan rumah tiga ajang bergengsi di akhir tahun.
Tiga ajang yang masuk dalam rangkaian kompetisi bertajuk Indonesia Badminton Festival 2021 itu adalah Indonesia Masters, Indonesia Open, dan BWF World Tour Finals.
Ketiga turnamen tersebut berlangsung dengan sistem gelembung di Nusa Dua, Bali dari 16 November hingga 5 Desember 2021 lalu.
Sayangnya, wakil-wakil Indonesia tidak banyak berbicara ditiga ajang tersebut. Hanya satu gelar yang diraih yakni di Indonesia Open lewat pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo / Marcus Fernaldi Gideon.
Minimnya gelar juara yang diraih di rumah sendiri diklaim karena wakil-wakil Merah Putih kelelahan lantaran sudah menjalani tur panjang sebelum tampil di Nusa Dua, Bali.
5. Kevin / Marcus Buktikan Belum Habis
Pasangan ganda putra nomor satu dunia asal Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo / Marcus Fernaldi Gideon sempat kesulitan menapaki performa maksimal di 2021.
Pada tiga turnamen Leg Asia yang berlangsung di Bangkok, Thailand, Januari 2021, The Minions harus absen lantaran Kevin Sanjaya terpapar Covid-19.
Kondisi itu ditambah dipaksa mundurnya wakil-wakil Indonesia di All England 2021 pada Maret, membuat Kevin / Marcus seperti kehilangan momentum.
Penampilan mereka terlihat menurun dan kegagalan meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 membuat sorotan kian mengarah kepada The Minions.
Banyak pihak yang menganggap permainan Kevin / Marcus sudah terbaca. Lawan-lawan sudah tahu cara menghentikan gaya bermain agresif yang diterapkan.
Namun selepas Olimpiade Tokyo, Kevin / Marcus mampu membuktikan bahwa mereka belum habis. Hal itu dibuktikan The Minions dengan melaju ke final dalam lima turnamen beruntun yakni di French Open, Hylo Open, Indonesia Masters, Indonesia Open, dan BWF World Tour Finals.
Dari lima final yang mereka tapaki, berhasil meraih dua gelar juara di Hylo Open dan Indonesia Open.
6. Indonesia Mundur dari Kejuaraan Dunia 2021
Setelah menjadi tuan rumah tiga turnamen bergengsi di Bali, PBSI secara mengejutka membuat keputusan untuk menarik mundur seluruh wakilnya di Kejuaraan Dunia 2021.
PBSI beralasan bahwa keputusan mundur itu didasari oleh kondisi pandemi Covid-19 yang kembali melonjak diberbagai belahan dunia, termasuk Spanyol yang menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia 2021.
Varian baru Covid-19 yakni Omicron menjadi pertimbangan PBSI untuk memarkir para wakilnya dengan alasan kesehatan dan keselamatan atlet adalah hal utama.