Suara.com - Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2021 berjalan sesuai rencana dan mulai bergulir hari ini, Selasa (7/12/2021), setelah isu pembatalan sempat menghantui dengan adanya pengumuman dari Kementerian Kesehatan negara tuan rumah Uzbekistan terkait kebijakan pembatasan perjalanan sejumlah negara.
Meski begitu, sejumlah negara telah lebih dulu memutuskan untuk tidak mengirim lifter andalan mereka. Misalnya negara kuat China dan Korea Utara, yang akhirnya absen dalam ajang yang berlangsung di ibu kota Uzbekistan, Tashkent pada 7-17 Desember 2021 tersebut.
Tercatat sedikitnya 10 peraih emas Olimpiade Tokyo dan 15 juara dunia sebelumnya dari berbagai negara tak akan bersaing dalam ajang bergengsi tersebut.
Pandemi COVID-19 menjadi alasan utama. Terlebih adanya varian baru Omicron yang semakin mempersulit negara-negara untuk bertolak ke Tashkent karena adanya pembatasan di negara masing-masing.
Di balik absennya sejumlah nama besar menjadi hikmah tersendiri bagi lifter lainnya.
Persaingan makin terbuka dan juara-juara baru diprediksi lahir pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun ini. Bukan tidak mungkin, lifter Indonesia ada di dalamnya.
Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) mengirim 14 atlet ke Tashkent. Mayoritas adalah lifter muda.
Pada bagian putri ada nama Juliana Klarisa (kelas 55kg), Sarah (59kg), Najla Khoirunnisa (45kg), Nelly (59kg), Siti Nafisatuh Hariroh (49kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (64kg), Restu Anggi (64kg) dan Nurul Akmal (+87kg).
Sementara untuk putra ada Rahmat Erwin Abdullah (73kg), Muhammad Faathir (61kg), Mohammad Yasin (67kg), Triyatno (67kg), Muhammad Zul Ilmi (89kg) dan Satrio Adi Nugroho (55kg).
Baca Juga: Karantina Berefek Buruk pada Mental dan Fisik, Bianca Andreescu Absen di Australian Open
Sebagai olahraga terukur, peta persaingan angkat besi sudah bisa terbaca sejak awal dengan adanya penempatan Grup A dan B yang ditentukan berdasarkan total angkatan terbaik yang didaftarkan sebelum berlaga. Namun, itu bukan jaminan untuk menentukan pemenang.