Atlet dari Belarusia berusia 32 tahun itu memiliki lompatan terbaik 7.08 meter, dan dalam Kejuaraan Eropa Indoor 2019, ia meraih medali perak. Saat ini, Natassia masih berada di urutan ke-11 dunia.
Di samping itu, ada pula Anna Lunyova (30) dari Ukraina dengan lompatan terbaik 6.73 meter, yang sudah malang melintang dalam kompetisi-kompetisi elite di Eropa.
Tuan rumah Thailand menurunkan Parinya Chuaimaroeng dengan lompatan terbaik 6.41 meter, namun prestasinya lebih moncer dalam nomor lompat jangkit.
Pada usianya yang baru menginjak 23 tahun, Parinya adalah peraih medali perak lompat jangkit Asian Games 2018 dan juara Asian Championships 2019 di Doha, Qatar. Dia diperkirakan akan menjadi lawan berat Maria Londa pada Mei tahun depan dalam ajang SEA Games yang dilangsungkan di Hanoi, Vietnam.
Golden Fly Series adalah sebuah pentas perlombaan dan hiburan (sport entertainment) khusus nomor lompat jauh dan lompat galah yang dimasukkan dalam kategori World Challenge oleh badan atletik dunia World Athletics yang bermarkas di Monako.
Penggagasnya adalah seorang pelatih Austria bernama Armin Margreiter, yang sebelumnya telah sukses secara rutin menyelenggarakan Golden Roof Challenge di Innsbruck, Austria.
Sekretaris Umum PB PASI Tigor Tanjung mengutarakan bahwa dia dihubungi langsung oleh Armin Margreiter untuk mengajukan nama-nama atlet Indonesia sebagai partisipan.
"Standar yang diminta cukup tinggi. Kita bersyukur Maria disetujui," kata Tigor.
Phuket sebagai salah satu destinasi pariwisata di Thailand terpilih sebagai tempat penyelenggaraan tahun ini. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Thailand dalam rangka pengendalian pandemi COVID-19.
Baca Juga: Sabet Emas di PON XX Papua, Atlet Asal Bali Maria Londa Tak Jadi Pensiun
Thailand sedang dalam proses membuka kembali negaranya bagi pengunjung dari luar negeri tanpa karantina dengan menetapkan Phuket sebagai kota sand box. Setibanya di Phuket, para pengunjung hanya diwajibkan melakukan tes PCR di bandara dengan hasil negatif.