Suara.com - Atlet lompat jauh putri yang baru saja menjuarai PON XX Papua Maria Londa akan akan diberangkatkan oleh PB PASI ke Phuket, Thailand, untuk menjadi peserta dalam kejuaraan Golden Fly Series yang akan berlangsung pada 3-5 Desember.
Kejuaraan tersebut menjadi kompetisi internasional pertama yang diikuti Maria Londa usai partisipasinya dalam SEA Games 2019 di Filipina.
Hal itu tidak lepas dari kondisi yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang melanda dunia sehingga terjadi banyak pembatasan, termasuk dibatalkannya kompetisi-kompetisi regional dan internasional.
Setelah batal bertanding dalam SEA Games di Vietnam yang ditunda sampai tahun depan, PB PASI berharap Maria Londa dapat menunjukkan kemampuan sesungguhnya di Phuket, mengingat dalam PON XX atlet dari Bali ini tidak menemui persaingan yang ketat.
Baca Juga: Sabet Emas di PON XX Papua, Atlet Asal Bali Maria Londa Tak Jadi Pensiun
Saat itu, hujan turun saat berlangsungnya perlombaan PON di Timika, Maria hanya melompat dua kali, dan dengan lompatan keduanya, 6.26 meter, sudah cukup bagi Maria untuk memenangkan medali emas untuk provinsinya.
Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan berharap agar Maria Londa dapat memanfaatkan kesempatan langka tersebut sebagai batu loncatan karena dia masih diproyeksikan ke SEA Games 2022.
"Meski usianya tidak tergolong muda lagi, saya lihat Maria masih tetap disiplin dan bersemangat. Semoga tahun depan dia merebut medali emas SEA Games," ujar Luhut dalam keterangan tertulis seperti dimuat Antara, Kamis.
Sepanjang kariernya, lompatan terbaik Maria adalah 6.70 meter yang ditorehkannya saat secara fenomenal menjadi juara Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Prestasi itu diikuti oleh dominasinya, baik dalam lompat jauh mau pun lompat jangkit pesta olahraga Asia Tenggara SEA Games 2015 dan 2017. Pada 2016, Maria mewakili Indonesia ke Olimpiade di Brazil.
Baca Juga: Sabet Emas di PON Papua, Maria Londa Urungkan Niat Pensiun
Kali ini, Maria akan menghadapi lawan-lawan berat di Phuket, yang merupakan atlet-atlet elite Eropa, dan di antaranya terdapat nama Natassia Myronchik-Ivanova.
Atlet dari Belarusia berusia 32 tahun itu memiliki lompatan terbaik 7.08 meter, dan dalam Kejuaraan Eropa Indoor 2019, ia meraih medali perak. Saat ini, Natassia masih berada di urutan ke-11 dunia.
Di samping itu, ada pula Anna Lunyova (30) dari Ukraina dengan lompatan terbaik 6.73 meter, yang sudah malang melintang dalam kompetisi-kompetisi elite di Eropa.
Tuan rumah Thailand menurunkan Parinya Chuaimaroeng dengan lompatan terbaik 6.41 meter, namun prestasinya lebih moncer dalam nomor lompat jangkit.
Pada usianya yang baru menginjak 23 tahun, Parinya adalah peraih medali perak lompat jangkit Asian Games 2018 dan juara Asian Championships 2019 di Doha, Qatar. Dia diperkirakan akan menjadi lawan berat Maria Londa pada Mei tahun depan dalam ajang SEA Games yang dilangsungkan di Hanoi, Vietnam.
Golden Fly Series adalah sebuah pentas perlombaan dan hiburan (sport entertainment) khusus nomor lompat jauh dan lompat galah yang dimasukkan dalam kategori World Challenge oleh badan atletik dunia World Athletics yang bermarkas di Monako.
Penggagasnya adalah seorang pelatih Austria bernama Armin Margreiter, yang sebelumnya telah sukses secara rutin menyelenggarakan Golden Roof Challenge di Innsbruck, Austria.
Sekretaris Umum PB PASI Tigor Tanjung mengutarakan bahwa dia dihubungi langsung oleh Armin Margreiter untuk mengajukan nama-nama atlet Indonesia sebagai partisipan.
"Standar yang diminta cukup tinggi. Kita bersyukur Maria disetujui," kata Tigor.
Phuket sebagai salah satu destinasi pariwisata di Thailand terpilih sebagai tempat penyelenggaraan tahun ini. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Thailand dalam rangka pengendalian pandemi COVID-19.
Thailand sedang dalam proses membuka kembali negaranya bagi pengunjung dari luar negeri tanpa karantina dengan menetapkan Phuket sebagai kota sand box. Setibanya di Phuket, para pengunjung hanya diwajibkan melakukan tes PCR di bandara dengan hasil negatif.