Suara.com - Tahun ini Fabio Quartararo sukses membawa Yamaha untuk mengakhiri puasa gelar yang mereka alami sejak 2016.
Terakhir tim ini menjadi juara dunia pada tahun 2015, di mana saat itu Jorge Lorenzo mengakhiri kompetisi sebagai pemuncak klasemen, disusul oleh Valentino Rossi.
Namun 'taring' Yamaha langsung tumpul setahun setelahnya, bersamaan dengan penggunaan ECU seragam Magneti Marelli.
Dilansir dari Crash, Valentino Rossi mengungkap bahwa jauh sebelum Quartararo datang ke tim pabrikan, Yamaha dibuat kesulitan dengan penggunaan ECU tersebut.
Baca Juga: Jaga Performa Mesin Sepeda Motor, Perhatikan Perawatan Ruang Bakar
“M1 adalah proyek yang sangat Jepang. Semua insinyur berasal dari Jepang. Bagi saya, kami selalu memiliki banyak masalah untuk menggunakan Magneti-Marelli secara maksimal. Motor membuat langkah besar ketika kami mengubah ini," kata Rossi.
Meskipun terlambat panas, Yamaha telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi situasi elektronik dan sekarang berjuang untuk gelar Triple Crown dari pembalap, konstruktor, dan tim untuk pertama kalinya sejak 2015.
"Semua pabrikan lain memiliki pendekatan yang berbeda, lebih seperti di Formula 1. Mereka membuka diri dan mengambil banyak insinyur Magneti Marelli dari Italia," kata Rossi.
“Tetapi pada akhirnya, di Yamaha, orang-orangnya kurang lebih sama. Dari sudut pandang ini, alat tersebut sulit untuk dikendalikan. Apalagi saat kami berada dalam kondisi lintasan campuran (kering/basah), kita kehilangan banyak dari sudut pandang ini," pungkasnya.
Baca Juga: Maverick Vinales Sebut Kalau Belum Punya Feel dengan Motor Aprilia, Ada Apa Nih?