Suara.com - Tunggal putra China di Piala Thomas 2020, Lu Guangzu beri pujian setinggi langit untuk Anthony Sinisuka Ginting usai dikalahkan di partai final.
Diharapkan sebagai pengganti sepadan Shi Yuqi, Lu Guangzu sadar beban berat berada di pundaknya saat memimpin China melawan Indonesia di final Piala Thomas 2020.
Benar saja, berhadapan dengan Anthony Sinisuka Ginting di laga pertama duel China vs Indonesia final Piala Thomas 2020, Lu Guangzu menelan kekalahan.
![Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting merayakan kemenangannya atas wakil China Lu Guang Zu pada pertandingan final Thomas Cup 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. (BWF/Badminton Photo/Yohan Nonotte)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/10/18/30886-anthony-sinisuka-ginting.jpg)
Bertanding di Ceres Arena, Aarhus, Denmark pada Minggu (17/10/2021) Lu Guangzu sebenarnya mampu memetik kemenangan pada gim pertama.
Baca Juga: Asal Usul Nama Piala Thomas Hingga Jadi Ajang Bulutangkis Bergengsi Dunia
Namun, dua gim selanjutnya Ginting mampu menunjukkan kelasnya sebagai tunggal putra peringkat lima dunia, skor akhir 18-21,21-14, 21-16 untuk kemenangannya.
Kemenangan Indonesia atas China di partai tersebut berlanjut di laga kedua dan ketiga, Fajar Alfian/Rian Ardianto dan Jonatan Christie penyumbang poin selanjutnya.
Indonesia akhirnya memutus puasa gelar Piala Thomas yang sudah berlangsung selama 19 tahun, sekaligus menjadi gelar ke-14 untuk Tanah Air.
Melihat kesuksesan Indonesia meraih Piala Thomas tahun ini, Lu Guangzu hanya bisa menyampaikan selamat dan memberi pujian setinggi langit untuk Ginting.
"Selamat untuk lawan, dia (Ginting) bermain sangat baik hari ini. Selanjutnya saya akan melakukan yang terbaik," ucap Lu dikutip dari Sports Sina.
Baca Juga: Sejarah Piala Thomas Terlengkap, dari Sosok Sir George Alan Thomas
"Saya tidak bermain baik di gim kedua dan ketiga, sementara dia menemukan cara mengatasi saya. Saya sulit mengatasi itu.
"Ginting memiliki kemampuan bermain yang sangat baik, dia mungkin tertinggal dari saya namun dia terus menerus melakukan akselerasi," imbuhnya.
Bermain melawan Ginting diakui Lu Guangzu sangat memberi perubahan dalam mentalnya, ia berharap agar lebih matang ke depan.
Bahkan ketika menelan kekalahan, ia memilih kalah dengan perjuangan keras dan mental yang sudah teruji.
"Saya pikir satu hal yang paling saya tingkatkan adalah mentalitas saya, mental saya harus lebih siap di setiap pertandingan," ujar Lu Guangzu.
"Bahkan jika saya kalah, saya harus menunjukkan mental kuat dan kerja keras lebih lagi." imbuhnya.
Penulis: Eko Isdiyanto