Suara.com - Konsistensi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam menyiapkan venue olahraga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya adalah dari mantan pebulu tangkis senior, Candra Wijaya.
Mantan pebulu tangkis ganda putra terbaik Indonesia yang pernah meraih medali emas di Olimpiade Sydney pada Tahun 2020 silam itu mengatakan bahwa venue olaharaga yang disediakan oleh Pemerintah memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap performa para atlet saat bertanding.
Untuk lapangan bulu tangkis misalnya, ruangan yang didesain sebagai tempat latihan harus terhindar dari angin. Tingkat pencahayaan di dalam ruangan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan latihan, dalam artian tidak boleh terlalu terang ataupun terlalu gelap. Selain itu, jika mengikuti standar internasional, maka lantai lapangan bulu tangkis seharusnya didesain tidak menggunakan material semen melainkan papan.
"Kalau lapangannya semen, itu sangat beresiko, atlet bisa cedera, karena kan kita kadang harus lompat ataupun gerak sana sini," kata Candra dalam Podcast Sigap Membangun Negeri Menorehkan Prestasi bertajuk Arena Lintas Masa.
Baca Juga: Semifinal Sepakbola PON: Papua Paling Produktif, Kaltim Efektif
Hal senada disampaikan oleh atlet bola basket profesional Indonesia, Daniel Timothy Wenas. Menurutnya, lapangan Bola Basket yang memenuhi standar adalah yang ketebalan papannya itu mencapai 10 cm.
"Aku paling waspada itu dengan floornya, karena kalau semen itu sangat high impact yah. Kita kan lompat-lompat. Lapangan yang tidak memenuhi standar itu bisa menciderai tubuh kita, sementara bagi atlet anggota tubuh adalah aset yang harus dijaga," ucapnya.
Daniel mengaku bahkan pernah sempat merasa malas untuk bermain saat mendapati lapangan yang akan digunakan untuk latihan tidak memenuhi standar.
"Kalau saya iya (pernah malas), karena saya pernah mengalami cedera yah, jadi khawatir kalau cedera lagi. Kaya misal ACnya tidak berfungsi dengan baik. Untuk di lapangan basket, AC itu sangat mempenngaruhi, karena kita pasti akan berkeringat, kalau keringatnya kemudian netes ke lantai, itu beresiko terhadap performa para atlet. Itu memang hal kecil, tapi perlu diperhatikan," katanya.
Memenuhi Standar
Baca Juga: Melaju ke Semifinal, Tim Bola Kaltim Tantang Tuan Rumah, Berikut Hasil Pencapaiannya
Pada kesempatan tersebut, Candra juga membandingkan bagaimana venue yang ada pada jamannya dan saat ini.
"Saya sangat mengapresiasi venue olahraga saat ini. Tapi melihat venue sekarang, termasuk yang PON, kami bangga dengan Pak Menteri Basuki," ucapnya.
Sementara menurut Daniel, standar yang ada saat ini sudah cukup.
"Kalau saya melihat, standarnya sudah cukup. Cuma mungkin ditingkatkan lagi, selama ini venue yang ada hanya layak untuk dijadikan latihan bukan untuk kompetisi. Mungkin ke depan dipertimbangkan juga venue yang untuk kompetisi, apalagi di daerah-daerah," ucap Daniel.
Sebagai penutup, baik Candra maupun Daniel berharap bahwa seluruh venue olahraga yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR tersebut dapat dipelihara dengan baik oleh pihak terkait sehingga memiliki usia penggunaan jangka panjang, yang dalam hal ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah ketika proses serah terima aset pasca konstruksi dari Pemerintah Pusat ke daerah telah selesai dilakukan.
"Misal kaya PON, ini kan empat tahunan yah. Pas dibangun memang bagus, tapi setelahnya? Bisa jadi 2 sampai 3 tahun ke depan malah tidak terawat, nah hal-hal seperti ini yang perlu diperhatikan," pungkas Daniel.