Kompetisi Senam Aerobik PON XX Papua Nyaris Ricuh, Begini Penyebabnya

Reky Kalumata Suara.Com
Senin, 11 Oktober 2021 | 19:53 WIB
Kompetisi Senam Aerobik PON XX Papua Nyaris Ricuh, Begini Penyebabnya
Pelatih senam Papua Lonny A Lutrun (kiri) melakukan protes keputusan juri usai final senam aerobik perorangan putra PON Papua di Istora Papua Bangkit, Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (11/10/2021). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi protes kontingen Papua terhadap hasil penilaian juri Senam Aerobik nomor perorangan putra dan putri nyaris berujung ricuh.

Sekretaris KONI Papua Kenius Kogoya turun ke arena untuk menenangkan para atlet dan official atas kericuhan yang terjadi saat kompetisi senam aerobik berlangsung di Istora Papua Bangkit, kawasan Stadion Lukas Enembe, Senin (11/10/2021).

Melansir laman resmi PON XX Papua, Senin (11/10/2021), peristiwa bermula ketika kontingen Papua melalui Pelatih Kepala, Lonny A Lutrun hendak mengajukan protes ke juri usai pengumuman hasil akhir. Namun rupanya juri tidak mendengarkan protes tersebut, mereka meninggalkan arena pertandingan.

Hal tersebut yang memicu kemarahan para atlet dan official kontingen Papua. Para atlet yang tidak terima langsung menerobos masuk ke arena pertandingan dan menuju ruang juri. Namun aksi mereka untuk menerobos ke ruang juri ditahan oleh aparat keamanan yang bertugas, aparat berusaha mengamankan situasi usai pertandingan.

Baca Juga: PON XX Papua: Kaltim, Banten dan Kepri, Bersaing Ketat di Cabor Layar Putri

Saat menerobos terjadi adu mulut dengan aparat keamanan, salah satu atlet menggebrak meja dan seorang lainnya merusak papan sponsor yang ada di tengah arena.

Situasi yang ricuh berhasil diredam saat Sekretaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya yang hadir menyaksikan pertandingan turun dari tribun untuk menenangkan atlet dan official.

"Harus tenang, harus tunjukkan sebagai tuan rumah yang baik. Kalau ada protes dari manapun kontingen manapun, maka dewan hakim wajib menampung. Dan masalah keberatan itu nanti diputuskan. Jadi kalau dewan hakim tidak menerima keberatan, itu salah juga jadi proses sesuai dengan mekanisme," kata Kenius saat menenangkan.

Pelatih Kepala Senam Aerobik Papua, Lonny A Lutrun mengaku tidak terima dengan sikap para juri yang tidak menghargai Papua sebagai tuan rumah.

"Kontingen lain ketika saat penjurian pelatihnya bisa datang protes dan diakomodir oleh juri, tapi kenapa kami sebagai tuan rumah begitu mau protes tidak bisa," kata Lonny kepada wartawan

Baca Juga: Tim Sepak Bola Putri Jawa Barat Gagal Sabet Emas PON Papua, Pelatih: Faktor Angin

Kemarahan tersebut salah satunya karena melihat kontingen DKI Jakarta dan Lampung yang melakukan protes langsung diakomodir dan nilainya dinaikkan.

"Para juri ini sudah tidak fair, mereka datang ke Papua itu sudah bagi medali untuk DKI Jakarta, Lampung dan Riau," katanya menuding.

Lonny berharap ada tindak lanjut dari Dewan Hakim untuk timnya mendapatkan nilai yang sepantasnya. Sementara itu, salah satu Dewan Hakim mengatakan untuk pengumuman hasil akan ditunda menunggu sampai ada keputusan Dewan Hakim.

Penulis: Aulia Ivanka Rahmana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI