Suara.com - Keputusan dewan juri yang memenangkan pesilat tuan rumah Tiel Taraipos atas Hamry dari Sulawesi Selatan (Sulsel) pada cabang olahraga pencak silat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua mendapat protes keras dari ofisial Sulsel karena dinilai ada kecurangan.
Dilaporkan Antara, Perwakilan tim pencak silat Sulsel melayangkan protes keras kepada ketua panitia pertandingan karena merasa atletnya dicurangi saat berlaga pada nomor tanding kelas D (60-65 kg) di GOR Toware Kabupaten Jayapura, Jumat.
Protes itu berawal dari sebuah tendangan pesilat tuan rumah Tiel Taraipos yang tepat mengenai bagian bawah perut (kemaluan) Hamry hingga membuat pesilat Sulsel terjatuh dan mengerang kesakitan.
Wasit yang memimpin pertandingan langsung memanggil tim medis ke atas gelanggang untuk memeriksa kondisi Hamry. Dari hasil pemeriksaan, tim medis memutuskan menandu pesilat Sulsel tersebut ke luar gelanggang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Jelang Semifinal Bulu Tangkis PON Papua, Antrean Panjang Terpantau di GOR Waringin
Sesaat dewan juri akan memutuskan pemenang, tim dari Sulsel langsung mendatangi meja ketua panitia pertandingan untuk melayangkan protes.
Tim dari Sulsel tidak terima karena tendangan ke arah bagian bawah perut atau kemaluan yang dilakukan pesilat Papua membuat Hamry tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Di saat bersamaan, beberapa orang juga terlihat ingin masuk arena menerobos dan melayangkan protes ke arah ketua panitia pertandingan karena tidak terima dengan keputusan itu.
Pada akhirnya, dewan juri tetap memutuskan pesilat tuan rumah Tiel Taraipos menang teknik atas Hamry.
Baca Juga: Atlet Senam Ritmik Lampung Sumbang 3 Medali di PON Papua