Samai Rekor Legenda Bulutangkis China, Leani Ratri Oktila Belum Puas

Arief Apriadi Suara.Com
Senin, 06 September 2021 | 08:07 WIB
Samai Rekor Legenda Bulutangkis China, Leani Ratri Oktila Belum Puas
Atlet para bulu tangkis Indonesia Leani Ratri Oktila (paralympic.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Atlet para-bulutangkis Indonesia, Leani Ratri Oktila berhasil meraih dua medali emas dan satu perak dalam debutnya di Paralimpiade Tokyo 2020. Meski demikian, dirinya mengaku belum puas.

Dua emas itu disumbangkan Leani dari nomor ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus Sadiyah pada Sabtu (4/9/2021). Serta dari nomor ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto.

Sayangnya, harapan Leani untuk menambah sekeping lainnya dari nomor individu gagal terwujud.

Saat tampil di final tunggal putri SL4, Minggu, pemain yang dijuluki “Ratu” para-bulu tangkis itu takluk di tangan wakil China Cheng Hefang 19-21, 21-17, 16-21.

Baca Juga: Menpora: Kontingen Indonesia Lampaui Target Awal di Paralimpiade Tokyo

Kekalahan pada pertandingan tunggal putri meningkatkan semangat Leani Ratri untuk tampil habis-habisan di laga final terakhirnya pada nomor ganda campuran SL3-SU5.

Hary/Leani pun sukses menutup hari terakhir Paralimpiade dengan merebut emas kedua di nomor ganda campuran SL3-SU5.

Torehan Leani Ratri turut menyamai rekor legenda ganda putri China, Zhao Yunlei. Dia berhasil meraih medali emas di nomor ganda putri dan ganda campuran dalam satu edisi Olimpiade yakni di London 2012.

“Bagi saya pribadi, hasil ini tidak sesuai target karena semua atlet tentunya ingin meraih yang terbaik,” kata Leani dalam temu media virtual yang diikuti di Jakarta, Minggu (8/9/2021) malam WIB.

“Tentunya saya turun di tiga nomor jadi inginnya tiga emas,” dia menambahkan.

Baca Juga: Raih Emas Paralimpiade Tokyo 2020 di Usia 46 Tahun, Hary Susanto Enggan Pikirkan Pensiun

Meski demikian, Leani mengaku tetap bersyukur dengan torehan tersebut. Ia mengatakan telah memberikan penampilan yang maksimal selama pertandingan.

Leani, yang turun di tiga nomor, menghadapi tantangan yang lebih besar karena dia mempunyai jadwal pertandingan yang lebih padat serta waktu istirahat yang minim.

Atlet kelahiran Pekanbaru itu tercatat telah menjalani 12 pertandingan sejak para-bulutangkis dimulai pada 1 September, dan bahkan sempat melakoni tiga sampai empat laga sekaligus dalam sehari sebelum akhirnya mampu merebut medali emas ganda putri, demikian dilansir dari Antara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI