Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengharapkan, penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada 2 - 15 Oktober mendatang dapat melahirkan talenta-talenta untuk menjadi atlet berprestasi di tingkat internasional.
Hal ini disampaikannya, saat menghadiri pelantikan dan pengukuhan pengurus Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) masa bhakti 2021 - 2025 di hotel Fairmont Jakarta, Kamis (2/9/2021) sore.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Sapta Oktohari, Ketua KONI, Marciano Norman, Komite Olimpiade Internasional, Erick Thohir, Ketum PRSI, Anindya Bakrie dan lainnya.
“Pada tanggal 2 Oktober 2021, kita akan memulai Pekan Olahraga Nasional (PON). Saya berharap, PON ini akan menjadi tempat untuk mendapatkan bibit bibit dan talenta atlet-atlet yang berprestasi yang akan kita angkat ke tingkat elit,” kata Menpora.
Baca Juga: Tepat di Haornas ke-38, Kemenpora akan Jalankan Grand Design Olahraga Nasional
Dalam kesempatan ini, Amali juga mendorong PRSI, agar ke depan membuat pembatasan bagi atlet yang ikut di PON, sehingga atlet-atlet yang sudah pernah berkompetisi di tingkat internasional, baik single event maupun multi event tidak lagi ikut bertanding di level PON.
“Mudah-mudahan PON yang akan datang, mulai diketatkan pembatasan. Itu memberikan kesempatan kepada yang lainnya (atlet junior). Dia sudah juara dunia, masih juga bertarung dengan yang di bawah,” jelasnya.
Amali bahkan bercerita tentang kisah mantan Ketum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia, Mohammad Bob Hasan, yang tidak mengizinkan atletnya Lalu Muhammad Zohri untuk ikut SEA Games 2019 di Filipina.
“Saya datang ke tempat beliau, saya tanya 'om kenapa Lalu Muhammad Zohri, yang juara dunia tidak dikirim ke Filipina?' Beliau sampaikan, kalau dia ke sana, enggak ada lawannya. Jadi kita dapat medali, tetapi bagi yang di bawahnya, nggak ada kesempatan untuk merasakan suasana bertanding,” ujarnya.
Menpora berharap, PON XX di Papua ini benar-benar melahirkan talenta atlet junor, yang nantinya akan dilatih dan ditempatkan di Training Camp di Cibubur sesuai dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Para atlet junior inilah yang akan dipersiapkan untuk mengikuti olimpiade.
Baca Juga: Kemenpora Pastikan Bonus Atlet Paralimpiade sama dengan Olimpiade Tokyo
“PON ini benar-benar mereka yang akan kita angkat ke atas, bukan yang sudah di atas kemudian diterjunkan, harus bertanding lagi. Bahkan ada yang sudah main di olimpiade,” paparnya.
Menpora menjelaskan, DBON yang tengah disusun Kemenpora saat ini, menjadikan olimpiade sebagai target utama prestasi, sementara SEA GAMES dan Asian Games hanya akan menjadi sasaran antara untuk persiapan atlet menuju olimpiade.
Untuk berprestasi di olimpiade tersebut, Kemenpora akan membangun Trainning Camp dan 10 sentra olahraga di seluruh Indonesia, serta menyeleksi talenta-talenta atau bibit dari siswa di seluruh Indonesia yang diseleksi dari 250 ribu orang menjadi 150 atlet elit junior dan senior.
Dalam DBON juga telah ditentukan cabang-cabang olahraga unggulan, salah satunya cabor renang.
“Saya kira, ini kesempatan kepada teman-teman PRSI yang ada di pusat maupun daerah untuk bisa berkontribusi secara maksimal. Dari 14 cabang olahraga unggulan yang kita masukkan di dalam desain besar olahraga, kelompok akuatik ada yang masuk,” harapnya.