Suara.com - Menpora Zainudin Amali memberikan opening speech dalam Sosialisasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), yang diselenggarakan bersama PWI dan SIWO PWI seluruh Indonesia, secara daring, Rabu (1/9/2021).
Menurutnya, untuk meraih prestasi, seorang atlet tidak bisa melalui jalan pintas, tapi harus melalui pembinaan berjenjang dan jangka panjang.
"Tidak ada jalan pintas dalam meraih prestasi, minimum butuh waktu 10 tahun atau 10.000 jam latihan. Itu kata pakar ya," ucapnya.
Ia mengatakan, untuk merealisasikan seluruh tahapan tersebut, kini sudah ada pedomannya, yaitu Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Berawal dari arahan Presiden RI Joko Widodo pada Haornas ke-37 tahun setahun lalu, DBON akan diluncurkan pada Haornas ke-38, yaitu 9 September mendatang.
Baca Juga: Komisi X DPR Apresiasi Kemenpora yang Raih Kembali Predikat WTP
"Ini merupakan perintah presiden kepada saya, yang tidak perlu ditafsirkan macam-macam karena sudah jelas, yaitu me-review total ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional. Hasil diskusi dengan para pakar, akademisi, dan para praktisi, lahirlah DBON. Semoga segera keluar payung hukum berupa Perpres, dan tekad kita pada 9 September, saat Haornas nanti, kick off oleh Bapak Presiden sebagai titik awal dimulainya DBON," tegasnya penuh optimisme.
Secara garis besar dan mendasar disebutkan isi DBON adalah pembinaan olahraga dari hulu hingga hilir. Olahraga masyarakat atau olahraga rekreasi sebagai hulu, diharapkan mampu mewujudkan kebugaran, yang mana dengan banyaknya talenta yang bugar, jenjang-jenjang selanjutnya mudah didapatkan, sampai puncaknya pabrikasi prestasi dapat tercapai.
"Prestasi tidak boleh seperti sekarang, by accident, hanya menemukan kemudian dipoles dan berhenti, tidak ada kelanjutan. Prestasi harus dipabrikasi, pabriknya adalah DBON, talenta yang sehat dan bugar adalah bahannya," tambahnya.
Di dalam DBON juga ditetapkan cabor apa saja yang bisa dikerjakan pembinaannya, rekrutmen atlet, dan target yang jelas dalam setiap Olimpiade hingga nanti 2044 menjelang Indonesia Emas 2045.
"Tidak mungkin sekitar 70 cabor yang ada di KONI kita garap semua. Sumber daya kita terbatas. Kita prioritaskan pada yang dipertandingkan di olimpiade, kemudian dari hasil diskusi dengan para pakar, kita harus memperhatikan kondisi fisik yang bisa bersaing dan unggul, sehingga ditetapkan cabang-cabang yang menitikberatkan pada akurasi dan teknik," jelas Menpora.
Baca Juga: Kedua Kalinya, Kemenpora Mendapat Penilaian WTP dari BPK
Ada 12 cabor nomor olimpiade dan 2 cabor yang dipersiapkan, karena potensi besar mendulang medali bila menjadi tuan rumah, atau ketika nanti sudah medapat dukungan sesuai persyaratan dipertandingkan di olimpiade.
"Ada 12 nomor olimpiade yang menjadi unggulan, yaitu bulutangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, dan senam artistik. Sementara 2 yang dipersiapkan karena punya potensi besar, yaitu pencak silat dan wushu. Jika Indonesia berhasil menjadi tuan rumah tentu mudah, sekarang masih perlu diperjuangkan untuk mendapatkan dukungan minimal 75 negara dan tersebar 5 benua. Untuk wushu, relatif lebih mudah, karena sudah didukung lebih dari 75 negara," imbuhnya secara rinci.
Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat, Atal Sembiring Depari, sebagai pembicara penutup, memberikan apresiasi atas lahirnya DBON. Dari pengalaman meliput pembinaan olahraga di berbagai negara yang maju prestasinya, selalu ditemukan adanya pembinaan yang berjenjang, berkelanjutan, dan jangka panjang. Hal itu sekarang ada dalam DBON.
"Ini kado paling besar bagi olahraga nasional, karena dalam DBON, ada pembinaan yang berjenjang dan ada target. Yang penting berani menetapkan target, masalah hasil bisa dievaluasi. PWI, khususnya SIWO PWI siap mendukung DBON, karena ini bukan hanya milik Kemenpora tetapi program nasional, kita bersama wujudkan ekspektasi yang luar biasa ini," katanya secara lugas.
Sosialisasi yang dimoderatori wartawan olahraga senior, Mahfudin Nigara dan Ketua SIWO PWI Pusat, Gungde Ariwangsa ini diikuti lebih dari 500 peserta, dengan narasumber selain Ketum PWI Pusat Atal Sembiring Depari, juga ada Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Chandra Bhakti, Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Akademisi Olahraga UNJ Del Asri, dan Ketua Dewan Pakar Olahraga Moch Asmawi.