Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Zainudin Amali mengatakan, Grand Design Olahraga Nasional atau Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) direncanakan akan mulai dijalankan pada 9 September 2021, tepat di peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38.
“Tekad kami, tanggal 9 September 2021, kick off Desain Besar Olahraga Nasional. Kami harapkan akan dilakukan langsung Presiden (Jokowi) pada hari peringatan Hari Olaharaga Nasional ke-38, 9 September 2021,” katanya, saat menyampaikan opening speech dalam acara Sosialisasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kemenpora bersama PWI Pusat secara virtual, Rabu (1/9/2021).
Pada kesempatan ini, Menpora kembali menjelaskan bahwa DBON disusun atas arahan Presiden Joko Widodo, dalam meningkatkan prestasi atlet nasional.
“Beliau memberikan arahan sekaligus perintah kepada saya untuk melalukun sesuatu karena kerisuauan presiden.Presiden galau, bagaiamana kok bisa 267 juta penduduk Indoneisa, tapi kita tidak mampu mencapai prestasi yang membanggakan. Walaupun sekarang sudah ada,” ujarnya.
Baca Juga: Kemenpora Kembali Raih WTP, Menpora: Berkat Perbaikan Tata Kelola Birokrasi Berkelanjutan
Amali mengatakan, DBON disusun bersama stakeholder olahraga, antara lain pakar olahraga, akademisi, praktisi serta organisasi olahraga seperti KONI dan Komite Olimpiade Indonesia. Prestasi olahraga harus didesain secara sistematis, berkelanjutan dan masif.
“Prestasi Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo apakah itu hasil pembinaan, desain?Saya berani katakan tidak. Itu adalah prestasi-prestasi yang kita dapatkan by accident, nemu. Kita tidak boleh lagi cara kita seperti itu. Untuk membuat prestasi harus dirancang, harus disiapkan, harus dipabrik. Tanpa itu maka kita akan begini terus,” tegasnya
Dalam DBON, kata Amali, pihaknya menjadikan olimpiade dan paralimpiade sebagai target utama prestasi olahraga, sementara Asian Games dan SEA Games hanya sasaran antara saja. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang menganggap prestasi ketiganya tersebut sama.
“Ini yang coba kita rubah. Kami di Kemenpora mencoba untuk merubah itu, supaya tertata, terdesain apa yang kita tuju, sebagaimana yang diperintahkan presiden dan stakeholder olahraga,” ungkapnya.
Menpora memastikan dalam DBON ini, semua diatur dari hulu sampai ke hilir permasalahan olahraga, yang dimulai dari menentukan cabang olahraga unggulan dan menyeleksi talenta-talenta muda dari siswa di seluruh Indonesia yang diseleksi menjadi 150 atlet elit junior dan senior yang ditempatkan di Training Camp berfasilitas lengkap yang akan dibangun di Cibubur.
Baca Juga: Kemenpora Susun NSPK Pengembangan Kewirausahaan
Selain itu, pihaknya juga akan membangun 10 sentra pemusatan latihan dalam melahirkan potensi talenta atlet sejak muda di seluruh Indonesia serta bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
“Prestasi harus dibuat pabriknya. Pabriknya, Desain Besar Olahraga Nasional itu,” tukasnya.
“Mudah-mudahan ini akan mendapat dukungan berbagai pihak, baik tingkat kementerian, lembaga pusat, daerah, tingkat provinsi, kabupaten dan kota. Itu sebabnya payung hukumnya Perpres,” jelasnya.
Amali mengungkapkan bahwa DBON ini menjadi roh dalam revsisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN) yang tengah dibahas di DPR saat ini.
Menurutnya, apa yang telah dilakukan bersama jajaran di Kemenpora adalah untuk melakukan perubahan paradigma. Apa yang dilakukan tersebut, belum tentu mendapatkan hasil prestasi yang spekatakuler dalam waktu yang singkat, karena pembinaan harus dilakukan jangka panjang.
“Saya tidak pernah berpikir (atlet nasional) untuk bisa berprestasi dalam waktu dekat dengan spekatakuler. Tapi saya senang, ada fondasi yang kuat yang kita tanamankan sekarang, yang kita bangun sekarang. Biarlah penerus-penerus saya akan menikmati hasil untuk prestasi dari Desain Besar Olahraga Nasional,” harapnya.