Suara.com - Perenang Paralimpiade Tokyo 2020 asal Amerika Serikat, Haven Shepherd sempat menjadi korban bom bunuh diri orang tuanya meskipun berhasil selamat.
Walau selamat dari percobaan bom bunuh diri orang tuanya, Haven Shepherd harus rela menerima kenyataan kehilangan kedua kakinya.
Insiden itu terjadi saat Haven Shepherd baru berusia 14 bulan, kedua orang tuanya tidak mendapat restu setelah menjalani hubungan di luar nikah.
Hingga akhirnya kedua orang tua Haven Shepherd memilih untuk mengakhiri hidup mereka dengan mengikat sebuah bom ke tubuh.
Baca Juga: Enggan Anggap Remeh, AS Roma Tetap Turunkan Tim Terbaik Lawan Trabzonspor
Haven yang saat itu masih bayi pun turut diajak serta kedua orang tuanya dalam insiden mengerikan tersebut.
Hingga pada akhirnya kedua orang tua Haven meninggal dunia dalam tragedi tersebut, Haven kecil menjadi satu-satunya yang selamat dari insiden itu.
Akan tetapi, kenyataan hidup membuat Haven harus menerima takdir jika kedua kakinya harus diamputasi sebagai dampak dari ledakan bom.
"Adalah kehidupan yang tidak pernah saya jalani, saya tidak ingat. Saya kehilangan kaki, saya nyaris kehilangan nyawa," ucap Haven dikutip dari Mirror.
"Jika Anda memiliki keyakinan pada diri sendiri, Anda pasti bisa melewatinya," imbuhnya.
Baca Juga: Adyos Astan Melaju ke 16 Besar Paralimpiade Tokyo 2020
Enam bulan kemudian 'malaikat' mendatangi Haven. Malaikat tersebut adalah orang tua angkat perempuan kelahiran Vietnam itu.
Kehadiran Rob dan Shelly Shepherd dalam hidup Haven mengubah segalanya, kedua orang tua angkatnya itu memberi dunia baru baginya.
"Orang tua saya memberi saya dunia baru, mereka bahkan menempatkan saya di setiap olahraga," ujar Haven.
Hingga pada akhirnya Haven memutuskan menekuni olahraga renang, lima tahun setelah berlatih bersungguh-sungguh negara memanggilnya.
Tepat di usianya yang ke-18 tahun, Haven berkesempatan masuk kontingen Amerika Serikat di Paralimpiade Tokyo 2020.
Haven turun di nomor renang gaya dada 100 meter dan gaya ganti individu 200 meter, namun tujuan utamanya bukan untuk meraih medali.
Ia mengaku akan berusaha semaksimal mungkin memberi hasil terbaik untuk negaranya saat ini.
"Tujuan saya di sini menjadi diri sendiri dan bersenang-senang," ujar Haven Shepherd.
"Saya datang tidak dengan ekspektasi tinggi pada diri sendiri, jika saya melakukan hal itu, maka saya akan kecewa nantinya.
"Namun jika saya meninggalkan Tokyo dengan kepala tegak, maka itu akan menjadi lebih berharga ketimbang raihan medali." imbuhnya.
[Penulis: Eko Isdiyanto]