Suara.com - Piala Sudirman memang identik dengan Indonesia. Selain dinamai menggunakan pendiri PBSI, Dick Sudirman, edisi perdana turnamen bulutangkis beregu campuran dunia itu pun dimenangi oleh skuad Garuda pada 1989 di Istora Senayan, Jakarta.
Namun, seiring berjalannya waktu, Piala Sudirman justru terasa 'asing' bagi bulutangkis Indonesia. Pasalnya, 32 tahun berlalu sejak raihan gelar perdana, dan trofi "Borobudur" belum juga kembali ke rumah.
Gelar juara edisi pertama pada 1989 merupakan trofi Piala Sudirman satu-satunya yang berhasil diraih Indonesia hingga saat ini.
Di edisi-edisi lain, Indonesia hanya lekat dengan kata 'nyaris' lantaran enam kali menjadi runner-up pada 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007.
Seperti edisi-edisi sebelumnya, Indonesia memiliki mimpi untuk membawa pulang trofi bergengsi tersebut. Hal itu pun berlaku di edisi Piala Sudirman 2021.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Rionny Mainaky menargetkan Jonatan Christie dan kawan-kawan untuk mengembalikan marwah Indonesia dalam Piala Sudirman edisi ke-17 tersebut.
![Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Rionny Mainaky. [Dok. PBSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/25/26087-kepala-bidang-pembinaan-dan-prestasi-kabid-binpres-pbsi-rionny-mainaky-2.jpg)
"Dan saya yakin kita semua siap dan makin termotivasi," kata Rionny dalam rilis PBSI, Rabu (25/8/2021).
"Prinsip saya, setiap turnamen targetnya harus juara. Semoga tahun ini Piala Sudirman bisa kita bawa kembali ke Indonesia."
Di Piala Sudirman 2021, Indonesia yang menempati unggulan 3/4 masuk ke dalam Grup C bersama Denmark, Komite Olimpiade Rusia (ROC), serta Kanada.
Baca Juga: Ditinggal Greysia Polii, Ganda Putri Atur Strategi Demi Regenerasi
Undian babak penyisihan grup Piala Sudirman 2021 baru saja berlangsung di markas BWF di Kuala Lumpur Malaysia, pada Rabu (25/8/2021) sore WIB.