Suara.com - Sebanyak tujuh atlet parabadminton siap mewakili Indonesia untuk pertama kalinya berlaga di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Salah satunya adalah Ukun Rukaendi.
Dengan usia 51 tahun, Ukun Rukaendi menjadi atlet paling senior di tim parabadminton Indonesia. Meski sudah tak muda lagi, pria asal Garut, Jawa Barat itu tetap berjuang meraih prestasi.
Ukun merupakan atlet spesialis ganda putra SL3-SL4 dan tunggal putra SL3 di timnas parabadminton NPC Indonesia. Ia menduduki peringkat empat dunia untuk tunggal putra, dan peringkat 18 di sektor ganda putra.
Untuk Paralimpiade Tokyo 2020, Ukun hanya akan bermain di nomor tunggal putra SL3. Sementara rekan mainnya di ganda putra, yaitu Hary Susanto, akan turun di dua nomor yaitu tunggal putra SL4 dan ganda campuran SL3-SU5 bersama Leani Ratri Oktila.
Baca Juga: Tim Para Bulu Tangkis Indonesia Dapat Sambutan Hangat dari Wali Kota Machida
Karir profesionalnya dalam cabang tepok bulu bagi kalangan berkebutuhan khusus ini terbilang terlambat dari segi usia, yang baru memulai turnamen papan atas saat berumur 36 tahun di 2006.
Titian Ukun dalam menekuni bulu tangkis juga tidak dibangun dari usia belia. Hal itu berkaitan dengan kondisi fisiknya yang mengalami gangguan perkembangan di kaki kanannya, yang tak bisa tumbuh sempurna dan tetap mengecil sejak usianya dua tahun.
Ia baru mengenal bulu tangkis setelah dikenalkan oleh kakaknya yang mengajak bermain untuk mengisi waktu luang. Namun tak disangka justru berawal dari iseng, kini ia dikenal sebagai salah satu aset terbaik di cabor parabadminton yang sarat prestasi.
Meski mengawali parabadminton di usia yang dianggap banyak praktisi olahraga sudah tidak kompetitif, namun kebolehannya dalam bermain tak bisa dipandang sebelah mata, bahkan punya semangat yang tak kalah dari atlet yang lebih muda.
Dalam sejumlah pertandingan, tak jarang ayah dari dua anak ini terjebak dalam laga berdurasi di atas 1,5 jam dan melelahkan hingga mengalami kram di kakinya.
Baca Juga: Ketua NPC Indonesia dan Tim Para Atletik di Olimpiade Tokyo 2020 Bertolak ke Jepang
Meski begitu, ia tetap kembali melanjutkan pertandingan setelah mendapat penanganan medis secara singkat. Menurutnya, kram atau cedera lainnya adalah hal lumrah yang dialami setiap atlet sehingga bukan jadi alasan untuk menyerah.
Di luar turnamen pun, Ukun kerap meminta porsi latihan lebih dari tim pelatih. Meski jauh dari keluarganya, namun kebersamaan dan rasa senasib dengan atlet Pelatnas NPCI di Solo membuatnya tak kehabisan semangat dan motivasi.
Dari sikap gigih dan pantang menyerahnya itu, atlet bertinggi badan 165 cm ini menjadi panutan bagi atlet lain untuk tak mudah menyerah.
Data diri singkat
Nama: Ukun Rukaendi
Tempat tanggal lahir: Garut, 15 Januari 1970
Anak: Najwa Ken Luthfianti, Muhammad Kun Al Faqih
Prestasi
Medali emas:
- 2x ASEAN Paragames Indonesia 2011
- 2x Indonesia Open 2014
- 2x Asian Paragames 2014, Incheon Korea Selatan
- 1x Indonesia Open 2015
- 3x ASEAN Paragames Singapura 2015
- 2x ASEAN Paragames Malaysia 2017
- 1x Kejuaraan Asia Beijing 2016
- 2x Kejuaraan Dunia BWF 2017, Busan Korea Selatan
- 1x Dubai Open 2018
- 2x Irlandia Open 2018
Medali perak:
- 1x Indonesia Open 2015
- 1x Thailand Open 2018
- 1x Canada Parabadminton International Tournament 2019
Medali perunggu:
- 1x Kejuaraan Dunia BWF, Basel Swiss, 2019
[Antara]