Siswa Diperbolehkan Nonton Paralimpiade Tokyo, Begini Reaksi Satgas COVID-19 Jepang

Syaiful Rachman Suara.Com
Kamis, 19 Agustus 2021 | 16:47 WIB
Siswa Diperbolehkan Nonton Paralimpiade Tokyo, Begini Reaksi Satgas COVID-19 Jepang
Seorang petugas keamanan menggunakan masker saat melintas di depan logo Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Jepang, Senin (16/8/2021). ANTARA/REUTERS/Issei Kato
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satgas COVID-19 Jepang memperingatkan bahwa program yang didukung pemerintah, yang akan memungkinkan siswa sekolah menjadi penonton di Paralimpiade Tokyo, berbahaya dengan alasan tingginya jumlah kasus di negara tersebut.

"Status infeksi jauh lebih buruk saat ini" dibandingkan dengan ketika Olimpiade Tokyo, yang berlangsung 23 Juli hingga 8 Agustus, menurut ketua subkomite pemerintah untuk penanggulangan COVID-19 Shigeru Omi dalam sidang parlemen jelang Paralimpiade, seperti dikutip Antara dari Kyodo, Kamis (19/8/2021).

"Ketika dipertimbangkan dalam keadaan seperti itu, ada kesimpulan alami untuk batal," kata Omi saat ditanya oleh seorang anggota parlemen partai opsisi terkait izin bagi siswa untuk hadir di arena Paralimpiade.

Komite Paralimpiade Internasional (IPC), panitia penyelenggara, pemerintah metropolitan Tokyo dan pemerintah Jepang awal pekan ini sepakat untuk melarang penonton di semua arena Paralimpiade, yang berada di Tokyo dan prefektur Chiba, Saitama dan Shizuoka.

Baca Juga: Varian Delta Merebak, WHO Sebut Dosis Ketiga Vaksin COVID-19 Tidak Dibutuhkan

Namun, mereka menegaskan bahwa sebagai pengecualian, siswa sekolah lokal yang mengambil bagian dalam program pendidikan yang didukung pemerintah akan diizinkan untuk menonton kompetisi secara langsung, jika pemerintah kota dan sekolah menginginkannya.

Jepang sedang bergulat dengan gelombang infeksi kasus COVID-19 terbesarnya, dengan jumlah kasus baru secara nasional mencapai 23.000 kasus, rekor tertinggi lainnya yang dicatatkan pada Rabu (18/8/2021).

Dari jumlah tersebut, 5.386 kasus terjadi di Tokyo dan 2.296 kasus di Osaka, yang memecahkan rekor.

Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang keadaan darurat COVID-19 yang mencakup Tokyo dan lima prefektur lainnya hingga 12 September, melewati tanggal akhir sebelumnya 31 Agustus, sembari memperluas kebijakan tersebut ke tujuh prefektur lainnya.

Dalam rapat bersama parlemen tersebut, Omi juga mendesak pemerintah untuk mendirikan lebih banyak fasilitas medis dan akomodasi darurat untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Inggris Naik 7,6 Persen Dalam Sepekan, Tertinggi di Bulan Agustus

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI