Terjebak di Kabul, Atlet Afghanistan Minta Bantuan agar Bisa ke Paralimpiade Tokyo

Arief Apriadi Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 07:57 WIB
Terjebak di Kabul, Atlet Afghanistan Minta Bantuan agar Bisa ke Paralimpiade Tokyo
Logo Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. [Behrouz MEHRI / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Atlet Afghanistan Zakia Khodadadi pada Selasa (17/8/2021) meminta pertolongan agar bisa keluar dari Kabul demi menjaga mimpinya tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.

Komite Paralimpiade Afghanistan (APC) sebelumnya pada Senin (16/8/2021) menyatakan dua atlet mereka batal tampil di Paralimpiade Tokyo 2020 yang dimulai pada 24 Agustus menyusul kerusuhan yang diakibatkan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.

Kelompok itu telah menguasai kota-kota besar dan sekarang mengendalikan sebagian besar Afghanistan.

Atlet para-taekwondo Khodadadi dalam pesan video dari Kabul yang diteruskan oleh Chef de Mission APC Arian Sadiqi yang berbasis di London untuk Reuters mengatakan bahwa dia merasa "terpenjara".

Baca Juga: Dua Atlet Para Swimming Indonesia Optimistis Tampil di Paralimpiade Tokyo 2020

Dia tinggal dengan keluarga besarnya tapi tidak mampu pergi keluar dengan rasa aman untuk berlatih, belanja atau sekadar mengunjungi rekan dan kerabatnya.

Berbicara dalam bahasa Farsi, dan diterjemahkan oleh Reuters, Khodadadi mengatakan merasa menjadi beban tambahan bagi kerabatnya yang tidak memiliki cukup makanan untuk anak-anak mereka sendiri.

"Saya memohon kepada kalian semua, bahwa saya seorang perempuan Afghanistan dan sebagai wakil dari perempuan Afghanistan saya meminta tolong kepada Anda," kata dia seperti dilansir dari Antara, Rabu (18/8/2021).

"Niat saya berpartisipasi di Paralimpiade Tokyo 2020, tolong genggam tangan saya dan bantu saya.

"Saya mendesak Anda semua, mulai dari perempuan di seluruh dunia, institusi untuk perlindungan perempuan dari semua organisasi pemerintah, untuk tidak membiarkan hak-hak warga perempuan Afghanistan di gerakan Paralimpiade direnggut begitu saja.

Baca Juga: Bertepatan dengan HUT RI, Kloter Pertama Tim Indonesia Bertolak ke Paralimpiade Tokyo

"Kenyataannya adalah kami telah mengangkat diri kami sendiri dari situasi ini, bahwa kami telah mencapai begitu banyak, ini tidak bisa dianggap enteng. Saya telah banyak berkorban, saya tidak ingin perjuangan saya sia-sia dan tanpa hasil. Bantu saya."

Khodadadi, 23, dan atlet lari Hossain Rasouli dijadwalkan untuk tiba di Tokyo pada Selasa (17/8/2021) tapi kini tak bisa melakukan penerbangan.

Sebelum Afghanistan dikuasai Taliban, Khodadadi memiliki peluang untuk mencetak sejarah sebagai atlet perempuan pertama negara tersebut yang bisa tampil di ajang Paralimpiade.

Kelompok Taliban mengatakan kepada para reporter dalam konferensi pers pertama mereka di Kabul pada Selasa bahwa mereka akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Konferensi pers itu digelar setelah Amerika Serikat dan negara-negara Barat sekutunya mengevakuasi diplomat dan warga mereka, menyusul kekacauan di bandara Kabul ketika warga Afghanistan berupaya kabur dari terminal yang dipadati oleh kelompok Taliban itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI