Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menilai, banyak terjadi perubahan dan kejutan terkait dengan prestasi atlet dan rangking negara-negara di Olimpiade Tokyo 2020.
“Kita benar-benar memetik pelajaran yang sangat berharga bahwa di Olimpiade Tokyo ini banyak terjadi kejutan-kejutan. Banyak (peserta) yang diunggulkan di awal-awal tapi kemudian bahkan ada yang gugur di babak- babak penyisihan. Itulah olimpiade,” ujar Amali dalam konferensi pers secara virtual, Senin (9/8/2021) sore.
Menurut Amali, olahraga merupakan sesuatu yang dinamis dan tidak statis. Dengan demikian, memperkirakan ukuran dalam satu pertandingan olahraga sangat berbeda dengan membuat ukuran ketika membangun infrastruktur yang sudah bisa diketahui target harus selesai misalnya dalam satu tahun. Sementara olahraga tidak bisa karena dia bersifat dinamis dan terus berubah.
“Kalau olahraga ini dinamis sehingga perkiraan-perkiraan atau analisis-analisis yang kita tetapkan di awal itu bisa saja berubah dan berbeda dengan kenyataan,” kata Amali
Menurut Amali, para atlet dan pelatih nasional sudah melakukan upaya luar biasa untuk meraih prestasi Olimpiade Tokyo ini. Sementara dalam waktu bersamaan, sejumlah negara bahkan negara tetangga Indonesia yang dengan jumlah kontingen lebih besar dan lolos kualifikasi lebih besar tapi justru tidak memperoleh medali.
“Nah kalau dilihat perolehan kita misalnya menggunakan ukuran sebagaimana yang kita terapkan di 2016 Olimpiade Rio de Janeiro kita nggak jelek-jelek amat. Bahkan perolehan medalinya kalau dari jumlah, kita lebih dari apa yang kita peroleh di Rio de Jeneiro,” ujarnya.
Namun, setelah mempersiapkan Desain Besar Olahraga Nasional, maka paradigma terkait olimpiade pun berubah, di mana pemerintah menempatkan olimpiade sebagai target utama dan perbaikan peringkat tiap event itu berlangsung.
“Walaupun sekarang belum mulai karena kami sedang menunggu ya menunggu payung hukum. Mudah-mudahan sebentar lagi akan terbit yakni Perpres artinya begitu ada Perpres berarti grand design ini udah mulai jalan,” katanya.
Meski demikian, pihaknya sudah mulai mencoba untuk menerapkan ukuran-ukuran prestasi di olimpiade berdasarkan grand design dan juga perubahan paradigma bahwa kita menjadikan olimpiade sebagai sasaran utama.
Baca Juga: Dua dari Tiga Olimpian Barcelona Dijadwalkan Pulang Pekan Ini
“Kalau sebelum-sebelumnya kita sering mencampuradukkan antara prestasi di SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Sekarang dengan Grand Design Olahraga Nasional Olahraga atau Desain Besar Olahraga Nasional kita merubah paradigma itu,” jelasnya.