Suara.com - Kebersamaan antara pebulutangkis tunggal putra Guatemala, Kevin Cordon dan pelatih asal Indonesia, Muamar Khadafi berakhir selepas Olimpiade Tokyo 2020.
Muamar Khadafi sebagaimana dikutip dari channel YouTube PB Djarum, Selasa (10/8/2021), menerangkan bahwa dirinya ingin rehat sejenak demi menghabiskan waktu bersama keluarga.
“Ke depannya sementara saya mau istirahat dulu, kumpul dengan keluarga. Kalau ada yang berminat nantinya, silahkan," kata Muamar Khadafi.
Meski memilih rehat, Muamar Khadafi yang sukses mengantarkan Kevin Cordon mencetak sejarah di Olimpiade Tokyo 2020, membuka peluang untuk kembali melatih.
Baca Juga: Pelatih Berkuda Jerman Didiskualifikasi Setelah Terekam Memukul Kuda
"Impian saya memang, saat melihat proses pemberian medali, memotivasi saya suatu hari nanti saya bisa berpartisipasi lagi di Olimpiade," tutur Khadafi.
"Tidak hanya berpartisipasi, tapi saya bisa membawa atlet entah siapa pun itu, untuk meraih medali perunggu, perak ataupun emas,” tambahnya.
Nama Muamar Khadafi menjadi perbincangan di Indonesia setelah anak latihnya, Kevin Cordon sukses melaju hingga babak semifinal Olimpiade Tokyo 2020.
Itu merupakan hasil terbaik yang pernah diraih pebulutangkis Guatemala di ajang multievent terakbar di dunia tersebut.
Langkah 'ajaib' Kevin Cordon di Olimpiade Tokyo dihentikan oleh wakil Denmark Viktor Axelsen yang pada akhirnya keluar sebagai peraih medali emas.
Baca Juga: Top 5 Sport: Innalillahi, Ayah Mohammad Ahsan Meninggal Dunia
Kevin Cordon yang sangat berambisi untuk mengamankan medali perunggu, pada akhirnya dibuat kecewa setelah kalah dari Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) dalam perebutan tempat ketiga.
Khadafi menjelaskan bahwa target utama Kevin Cordon di Olimpiade Tokyo 2020 adalah cuma berpartisipasi dan menikmati pertandingan.
Karenanya, menjadi semifinalis adalah pencapaian yang luar biasa bagi sang atlet maupun Guatemala dan benua Amerika yang tak menjadikan bulutangkis sebagai olahraga populer.
“Kevin memang di posisi tidak ada beban. Karena tujuan kami ke sini untuk berpartisipasi dan menikmati permainan,” cerita Khadafi.
"Kita tahu fokus kita bukan seperti negara-negara seperti Indonesia, China, Jepang, dan negara kuat badminton yang fokusnya medali. Kita fokusnya berpartisipasi, menikmati permainan dan memberikan yang terbaik yang kita bisa."
“Hasil Kevin ini menjadi berita yang luar biasa di Guatemala dan Benua Amerika. Banyak sekali yang mendukung dan nonton bersama penampilan Kevin,” tambahnya.