Indonesia kurang beruntung di Tokyo 2020 karena nomor spesialisasi Veddriq dan Kiromal tak dipertandingkan terpisah. Tapi bisa berbalik beruntung pada Olimpiade Paris 2024 ketika tiga disiplin panjat tebing dilombakan terpisah.
Jika Veddriq, Kiromal, dan atlet panjat tebing lainnya, konsisten dalam level terbaik selama tiga tahun ke depan, Indonesia bisa mendapatkan ladang baru medali selain bulu tangkis dan angkat besi.
Jeli melihat potensi
Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Yenny Wahid bahkan optimistis Indonesia merebut medali emas Olimpiade Paris 2024 dari panjat tebing.
"Indonesia diakui, dihormati, dan dianggap lawan yang berat di mata dunia untuk kategori speed," kata Yenny dalam keterangan pers belum lama ini.
Yenny sendiri sudah ancang-ancang membawa atlet-atlet panjat tebing Indonesia mencapai level tertinggi di Paris dengan bersiap matang selama tiga tahun ke depan.
![Seorang siswa sekolah panjat tebing merah putih menjalani sesi kelas panjat tebing di Tebing Batu Templek, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/10/2020). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/23/58117-sekolah-panjat-tebing.jpg)
FPTI sudah menyusun langkah strategis, termasuk membina secara intensif bakat-bakat muda panjat tebing yang diyakini bisa berbuat banyak di Paris 2024.
Salah satunya Rahmad Adi Mulyono yang baru berusia 19 tahun dan bersinar dalam IFSC Connected Speed Knockout pada 2 Agustus 2020. Juga ada Desak Made Rita Kusuma Dewi. Dan banyak lagi.
FPTI sedang menyiapkan lini dua dan lini tiga sehingga ketika Olimpiade 2024 tiba, Indonesia tak kekurangan stok atlet yang bisa mempersembahkan yang terbaik dalam kompetisi level tertinggi.
Baca Juga: Cita-cita Luhur Eko Yuli Irawan: Bangun Sasana Angkat Besi Demi Cetak Lifter Andal
Mereka bahkan mulai dipantau sejak kejuaraan junior dari usia 13 sampai 15 tahun. Yenny berjanji melihat semua potensi itu dengan jeli.