Angkat Besi Jaga Tradisi Medali di Olimpiade, Apa Kuncinya?

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 06 Agustus 2021 | 19:33 WIB
Angkat Besi Jaga Tradisi Medali di Olimpiade, Apa Kuncinya?
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan snatch dalam kelas 61 kg Putra Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Minggu (25/7/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rosan P. Roeslani mengungkap kunci sukses tim angkat besi Merah Putih menjaga tradisi medali di Olimpiade.

Menurut Rosan P. Roeslani, salah satu kuncinya adalah program regenerasi atlet dan pemusatan latihan nasional berkesinambungan dan digelar terus-menerus sepanjang tahun.

Rosan mengungkapkan PB PABSI lebih mengutamakan pembinaan atlet muda. Lifter yang saat ini menghuni pelatnas pun telah tergabung sejak 2018 termasuk Windy Cantika Aisyah dan Rahmat Erwin Abdullah yang masing-masing meraih perunggu Olimpiade Tokyo.

"Regenerasi sudah kami pikirkan dari jauh-jauh hari. Justru dua penyumbang perunggu kita adalah atlet junior, Windy baru 19 tahun dan Rahmat bentar lagi 20 tahun. Dalam pertandingan nama mereka tertulis 'J' yang berarti junior," kata Rosan dalam konferensi pers bersama peraih medali Olimpiade Tokyo, Jumat.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo: Julio La Cruz Rebut Medali Emas Tinju Kelas Berat

Rosan yang juga Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo mengungkapkan PABSI saat ini memiliki 16 atlet yang menghuni pelatnas yang 13 di antaranya lifter junior.

"Pelatnas angkat besi berkesinambungan jadi tidak berhenti. Atlet seniornya hanya tiga termasuk Eko Yuli Irawan. Selebihnya adalah junior," ujar Rosan.

Dengan hadirnya deretan lifter muda potensial, Rosan pun optimistis angkat besi bisa terus menjaga tradisi medali, bahkan bisa meraih emas Olimpiade Paris 2024.

"Pada Olimpiade 2024 kita tidak lagi mencanangkan jaga tradisi medali, tetapi meraih emas karena dalam tiga tahun ke depan, atlet junior akan lebih baik dan matang baik secara fisik dan mentalnya," ujar Rosan.

Rosan mengungkapkan selain angkat besi, pembinaan atlet usia muda yang telah membuahkan hasil adalah bulu tangkis. Apriyani Rahayu yang meraih emas bersama Greysia Polii pada sektor ganda putri adalah contohnya.

Baca Juga: BWF Digeruduk Warganet karena Sering Mampir di Unggahan Thet Htar Thuzar

"Apriyani relatif masih muda dan kariernya masih panjang. Kemudian di cabang olahraga menembak ada Vidya Rafika yang usianya muda. Pun panahan dengan memiliki atlet muda potensial," kata Rosan.

Rosan berharap regenerasi akan tetap terjadi dalam semua cabang olahraga sehingga pada Olimpiade Paris pencapaian Indonesia akan jauh lebih baik.

"Itu yang kita harus jaga. Harapan saya, cabang olahraga lainnya juga bisa berkontribusi mempersembahkan medali," jelas Rosan, demikian dilansir dari Antara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI