Suara.com - Ketua Harian PB Jaya Raya, Imelda Wiguna berharap Greysia Polii menunda keinginan untuk pensiun dari bulutangkis. Menurutnya, Greysia masih dibutuhkan sampai ditemukannya partner yang cocok untuk Apriyani Rahayu.
Sebelumnya, banyak yang menyebut bahwa Olimpiade Tokyo 2020 jadi ajang terakhir yang diikuti Greysia Polii. Usia yang sudah menginjak 33 tahun serta sudah berkeluarga disebut jadi salah satu alasannya.
Adapun Greysia bersama pasangannya Apriyani baru saja sukses mendapatkan medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Selasa (2/8/2021). Prestasi yang di luar dugaan karena sebelumnya ganda campuran Indonesia ini tidak diunggulkan.
Greysia/Apriyani juga menjadi ganda putri pertama asal Indonesia yang merengkuh medali emas di ajang Olimpiade. Tentunya, prestasi tersebut diharapkan tidak berhenti sampai di sini saja.
Baca Juga: Sindir Pejabat Narsis, Satria Muda Bikin Ucapan Unik untuk Greysia/Apriyani
Oleh sebab itu, Imelda selaku ketua harian PB Jaya Raya, klub di mana Greysia/Apriyani berasal punya harapan. Salah satu harapannya adalah menginginkan supaya Greysia menunda gantung raket.
"Pengalaman yang lalu ketika di satu kelompok ada yang bagusnya, jangan langsung berhenti, tunggu dulu di bawahnya muncul," kata Imelda dalam jumpa pers virtual, Selasa (3/8/2021).
"Kaya Susy (Susanti) waktu itu seharusnya jangan berhenti dulu, seharusnya waktu itu memang ada Mia Audina tapi dia ke Belanda," jelasnya.
Rumor keinginan pensiun Greysia Polii disebut-sebut karena keinginannya segera memiliki momongan mengingat sudah berkeluarga. Meski begitu, Imelda mengaku tidak bisa memaksakan jika keinginan Greysia Polii untuk pensiun sudah bulat.
"Kalau boleh sih saya meminta ke suaminya Greysia di tahan dulu, dahulu saya melahirkan usia 40 tahun. Makanya kalau begitu sih dengan rasa egoisnya saya supaya Greysia tunggu agar Apriyani dapat partner yang pas," jelasnya.
Baca Juga: 10 Potret Romantis Greysia Polii dan Felix Djimin, Jadi Istri Pengusaha Berlian!
"Tapi itu tergantung Greysia dan keluarga sih. Kita di sini tak bisa memaksa kehendak," pungkas Imelda.