Olimpiade Tokyo: Gestur X Atlet Ini Picu Kontroversi, IOC Lakukan Penyelidikan

Rully Fauzi Suara.Com
Senin, 02 Agustus 2021 | 19:04 WIB
Olimpiade Tokyo: Gestur X Atlet Ini Picu Kontroversi, IOC Lakukan Penyelidikan
Gestur atlet tolak peluru Amerika Serikat, Raven Saunders usai meraih perak medali Olimpiade Tokyo. [Ina FASSBENDER / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Olimpiade Internasional (IOC) sedang menyelidiki sikap ataupun gestur yang dibuat atlet Amerika Serikat, Raven Saunders, ketika peraih medali perak tolak peluru Olimpiade Tokyo itu mengangkat dan menyilangkan tangannya untuk membentuk huruf X saat di podium, yang dinilai berpotensi melanggar aturan.

Juru bicara IOC, Mark Adams mengatakan telah menjalin kontak dengan World Athletics, badan pengatur internasional untuk olahraga tersebut, serta Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat.

IOC bulan lalu melonggarkan aturan Rule 50, yang melarang atlet melakukan protes. Ya, para atlet kini boleh melakukan gestur protes di lapangan, asalkan mereka melakukannya tanpa mengganggu jalannya pertandingan dan tetap menghormati sesama kompetitor.

Namun, ancaman sanksi tetap membayangi jika ada protes yang dilakukan di podium saat upacara penyerahan medali.

Baca Juga: Indonesia Raya Akhirnya Berkumandang di Tokyo, Ini Komentar Emosional Greysia / Apriyani

Saunders sendiri membuat gestur di podium setelah menyabet medali Olimpiade perdananya, Minggu (1/8/2021).

"Biarkan mereka mencoba dan mengambil medali ini," kata Saunders dalam unggahan di media sosial, Senin (2/8/2021).

"Saya berlari melintasi perbatasan meskipun saya tidak bisa berenang," tulisnya di Twitter, mengakhiri postingan dengan emoji wajah dengan air mata tawa seakan tak risau dengan potensi sanksi yang dihadapinya.

Gestur Saunders tersebut diketahui untuk mendukung mereka yang tertindas, yang dia tunjukkan dengan mencuitkan ulang artikel di mana dia menjelaskan arti dari tanda X tersebut.

"Ini persimpangan di mana semua orang yang tertindas bertemu," kata Saunders filosofis.

Baca Juga: Akhirnya! Greysia / Apriyani Sumbang Emas Pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo

Setelah meraih medali perak, Saunders sendiri berharap dapat terus menginspirasi dan memotivasi komunitas LGBTQ, Afrika-Amerika, orang kulit hitam di seluruh dunia, dan mereka yang berjuang dengan kesehatan mental, yang kerap mendapatkan rundungan di dunia nyata maupun media sosial.

Saunders sebelumnya juga berbicara soal kesehatan mental yang dialaminya, sekaligus mengungkapkan bahwa dia menderita serangan depresi.

Olimpiade 2020 Tokyo sendiri menjadi saksi dari sejumlah protes, termasuk kapten tim hoki putri Jerman yang selama pertandingan tim mengenakan ban lengan dalam warna pelangi, sebagai bentuk solidaritas dengan komunitas LGBTQ.

Sementara tim sepakbola putri Australia membentangkan bendera Aborigin, yang merupakan penduduk asli Australia, sebelum pertandingan pembukaan mereka, dan beberapa tim putri lainnya berlutut sebagai tanda menentang ketidaksetaraan rasial.

Tak ketinggalan, pesenam Kosta Rika, Luciana Alvarado mengangkat kepalan tangan sambil berlutut saat pertandingan, untuk mendukung kesetaraan ras.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI