Suara.com - Komite Olimpiade Internasional (IOC) sedang menyelidiki sikap ataupun gestur yang dibuat atlet Amerika Serikat, Raven Saunders, ketika peraih medali perak tolak peluru Olimpiade Tokyo itu mengangkat dan menyilangkan tangannya untuk membentuk huruf X saat di podium, yang dinilai berpotensi melanggar aturan.
Juru bicara IOC, Mark Adams mengatakan telah menjalin kontak dengan World Athletics, badan pengatur internasional untuk olahraga tersebut, serta Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat.
IOC bulan lalu melonggarkan aturan Rule 50, yang melarang atlet melakukan protes. Ya, para atlet kini boleh melakukan gestur protes di lapangan, asalkan mereka melakukannya tanpa mengganggu jalannya pertandingan dan tetap menghormati sesama kompetitor.
Namun, ancaman sanksi tetap membayangi jika ada protes yang dilakukan di podium saat upacara penyerahan medali.
Saunders sendiri membuat gestur di podium setelah menyabet medali Olimpiade perdananya, Minggu (1/8/2021).
"Biarkan mereka mencoba dan mengambil medali ini," kata Saunders dalam unggahan di media sosial, Senin (2/8/2021).
"Saya berlari melintasi perbatasan meskipun saya tidak bisa berenang," tulisnya di Twitter, mengakhiri postingan dengan emoji wajah dengan air mata tawa seakan tak risau dengan potensi sanksi yang dihadapinya.
Gestur Saunders tersebut diketahui untuk mendukung mereka yang tertindas, yang dia tunjukkan dengan mencuitkan ulang artikel di mana dia menjelaskan arti dari tanda X tersebut.
"Ini persimpangan di mana semua orang yang tertindas bertemu," kata Saunders filosofis.
Baca Juga: Indonesia Raya Akhirnya Berkumandang di Tokyo, Ini Komentar Emosional Greysia / Apriyani
Setelah meraih medali perak, Saunders sendiri berharap dapat terus menginspirasi dan memotivasi komunitas LGBTQ, Afrika-Amerika, orang kulit hitam di seluruh dunia, dan mereka yang berjuang dengan kesehatan mental, yang kerap mendapatkan rundungan di dunia nyata maupun media sosial.