Nah, IRGC ini elah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Amerika Serikat sehingga anggapan bermunculan yang menyebut anggota atau siapa pun yang pernah bekerja atau punya afiliasi dengan IRGC merupakan teroris.
Foroughi sendiri bukan seseorang yang mahir dengan pistol. Ia baru memegang senapan dan mencobanya sendiri pada 2011 di aula bahwa gedung rumah sakit tempat dia bekerja.
Dia belum pernah melihat pistol sebelumnya tetapi, setelah diinstruksikan tentang cara menggunakannya, dia mampu mencetak sekitar 85 poin dari 10 tembakan.
Enam tahun setelah itu, atau pada Juni 2017, Javad Foroughi mulai berlatih secara profesional. Tercatat bahwa dia bergabung dengan klub penembak bernama Shahid Lotfi Havafaza.
"Saya selalu berusaha untuk memiliki kinerja teknis yang lebih baik dari hari sebelumnya, karena saya percaya bahwa untuk berpartisipasi dalam acara apa pun, Anda harus meningkat dan lebih siap daripada di kompetisi sebelumnya," ujar Foroughi.
Tak terlalu lama setelah berlatih sebagai atlet profesional, Foroughi banyak mengikuti event dunia. Sebut saja Kejuaraan Dunia pada 2018 dan Asia Games 2018 Jakarta dan Palembang.
Bahkan pada Kejuaraan Menembak Asia pada 2019 lalu di Doha, Javad Foroughi meraih dua medali perunggu untuk nomor 10 meter air pistol pria dan 10 m air pistol mixed team.
Kontributor: Aditia Rijki
Baca Juga: 5 Fakta Lee Yang/Wang Chi-lin, Penggemar Ganda Indonesia Juara Olimpiade 2020