Suara.com - Sejarah baru pada cabang olahraga bulu tangkis diciptakan atlet Guatemala, Kevin Cordon, pada penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020.
Sebab, pebulu tangkis berusia 34 tahun itu berhasil menumbangkan atlet asal Korea Selatan, Heo Kwanghee, pada babak perempat final.
Melalui dua set langsung dengan skor 21-13 dan 22-20, Kevin Cordon berhasil melaju ke babak semifinal bulu tangkis tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020.
Padahal, Heo Kwanghee merupakan pebulu tangkis yang sebelumnya mengandaskan Kento Momota pada babak penyisihan grup.
Baca Juga: Cewek Pasti Suka, 4 Pemain Timnas Korsel yang Tampan Kayak Aktor Drakor
Bagi Kevin Cordon, keberhasilannya melaju hingga fase semifinal jelas menjadi pencapaian yang luar biasa.
Sebab, ini adalah rekor terbaik yang pernah dia ciptakan selama empat kali tampil di ajang Olimpiade.
“Saya masih senang, masih tersenyum, seperti anak-anak yang bermain dengan bersenang-senang,” kata Cordon, dikutip dari laman resmi BWF.
“Bisakah Anda percaya bahwa saya berada di semifinal sekarang? Sungguh luar biasa,” Cordon melanjutkan.
Yang lebih membanggakan lagi bagi publik Guatemala, Kevin Cordon kini tercatat sebagai pebulu tangkis asal Amerika Latin yang sukses lolos ke babak empat besar Olimpiade.
Baca Juga: Fakta Anthony Ginting di Olimpiade Tokyo, Impresif di Awal hingga Gagal ke Final
Kevin Cordon ciptakan rekor baru
Kemenangan Kevin Cordon jelas menjadi pencapaian fantastis bagi dunia tepok bulu Guatemala.
Sebab, pemain dia berhasil menciptakan sejarah baru dari negara yang tak memiliki tradisi bulu tangkis yang berada di peringkat 59 dunia.
Ini menjadi pencapaian baru bagi Guatemala. Pasalnya, mereka baru memiliki satu medali di ajang Olimpiade.
Medali perak itu pun diraih pada cabang olahraga jalan cepat pada Olimpiade London 2021.
Berkat asuhan pelatih asal Indonesia
Informasi lain yang juga mengejutkan publik tentu saja sosok pelatih yang berada di balik kesuksesan Kevin Cordon melaju ke babak semifinal.
Sebab, ia sudah lama ditangani pelatih asal Indonesia, Muamar Qadafi. Dikutip dari Today in 23, keduanya mulai bekerja sama pada 2009.
Itu kali pertama Qadafi tiba di Guatemala untuk mengasuh atlet-atlet badminton mereka yang berstatus sebagai pemain tim nasional.
Tangan dingin Qadafi dalam melatih Cordon selama satu dekade penuh akhirnya berbuah hasil positif pada Olimpiade Tokyo 2020 ini.
Sebab, keduanya sukses menjadi perwakilan pertama asal Guatemala yang sukses melaju jauh dan berpeluang untuk merebut medali pada ajang ini.
Kontributor: Muh Adif