Kisah Rahmat Erwin Abdullah, Sempat Tak Ada Tempat Latihan hingga Raih Medali di Olimpiade

Kamis, 29 Juli 2021 | 14:30 WIB
Kisah Rahmat Erwin Abdullah, Sempat Tak Ada Tempat Latihan hingga Raih Medali di Olimpiade
Lifter Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah merebut medali perunggu di Olimpiade Tokyo. [Vincenzo PINTO / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lifter asal Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, meraih medali perunggu di cabor angkat besi kelas 73 kg Olimpiade Tokyo 2020 pada Rabu (28/7/2021). Rahmat sendiri punya perjuangan panjang sebelum berhasil meraih medali di ajang Olimpiade Tokyo 2020.

Kisah perjuangan Rahmat Erwin Abdullah tersebut pernah dicertiakan oleh sang ibu, Ami AB. Atlet asal Sulawesi Selatan itu sempat mengalami minimnya perhatian pemerintah daerah dan punya masalah materi.

Menurut ibundanya, Rahmat Erwin dulu latihan di Stadion Mattoanging, itu pun dengan peralatan seadanya.

Parahnya, stadion tersebut dibongkar dan saat ini rata dengan tanah. Alhasil, Rahmat tidak memiliki tempat untuk latihan dan ibunya terpaksa membongkar rumah agar anaknya itu bisa berlatih.

Baca Juga: 5 Pesona Andin Wijaya, Presenter yang Bawakan Acara Olimpiade Tokyo 2020

Tempat latihan Rahmat Erwin Abdullah saat Stadion Mattoanging masih ada. Tempat ini dibongkar bersamaan dengan pembongkaran Stadion Mattoanging Makassar [SuaraSulsel.id / Istimewa]
Tempat latihan Rahmat Erwin Abdullah saat Stadion Mattoanging masih ada. Tempat ini dibongkar bersamaan dengan pembongkaran Stadion Mattoanging Makassar [SuaraSulsel.id / Istimewa]

"Padahal angkat besi itu tidak seperti cabang olahraga lain. Harus kontinyu dan fokus. Tidak ada libur, apalagi jadwalnya padat. Angkat besi itu intens," ujar Ami saat dihubungi, Jumat 9 Juli 2021 seperti yang dimuat di Suarasulsel.id.

Pemprov Sulsel dan KONI, kata Ami, sudah menjanjikan fasilitas latihan sejak tahun 2019. Namun, hasilnya nihil. Padahal segala macam administrasi, proposal, dan lainnya sudah disiapkan.

Sebelum berangkat ke Olimpiade Tokyo, tepatnya pada 21 Februari lalu, Rahmat kembali dijanjikan tempat latihan. Namun, Rahmat memilih untuk berlatih di Jakarta.

"Kita gak ada solusi untuk alat latihan, kita pernah dijanjikan. Sekarang ada kita sudah tidak mau, ada juga kita mau taruh dimana," keluhnya.

Lifter Rahmat Erwin Abdullah saat bertanding di kelas 73kg putra Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 28 Juli 2021 (ANTARA/REUTERS/EDGARD GARRIDO)
Lifter Rahmat Erwin Abdullah saat bertanding di kelas 73kg putra Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 28 Juli 2021 (ANTARA/REUTERS/EDGARD GARRIDO)

Kendati demikian, masalah yang ada itu tidak menghalangi Rahmat untuk terus bertanding dan berusaha mengharumkan nama Sulsel serta Indonesia.

Baca Juga: Mengundang Tawa, Momen Ganda Jepang Salah Pakai Baju di Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020

Perjuangan panjang Rahmat akhirnya dibayar manis saat dia meraih medali perunggu di angkat besi kelas 73kg OlimpiadeTokyo. Rahmat berhak atas perunggu lewat total angkatan 342kg, dengan snatch 152kg serta clean and jerk 190kg.

Sementara itu, medali emas jadi milik lifter China, Shin Zhiyong dengan total angkatan 364kg (snatch 166kg serta clean and jerk 198kg), yang sekaligus merupakan rekor baru dunia kelas 73kg putra.

Sedangkan medali perak diraih lifter Venezuela, Mayora Pernia Julio Ruben dengan total angkatan 346kg (snatch 156kg serta clean and jerk 190kg).

Medali yang diraih Rahmat menjadi medali ketiga dari cabor angkat besi sekaligus kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya lifter Windy Cantika juga menyumbangkan medali perunggu di kelas 49kg, sedangkan Eko Yuli Irawan meraih perak di kelas 61kg.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI