Suara.com - Mengenal Rio Waida, sosok yang membawa bendera Indonesia saat pembukaan Olimpiade 2020 di Olympic Stadium, Tokyo, (23/7/21) malam WIB.
Di pembukaan Olimpiade yang berlangsung sederhana karena efek pandemi Covid-19 tersebut, bendera Indonesia dibawa oleh seorang atlet Surfing bernama Rio Waida.
Rio yang mengenakan pakaian adat Bali, dengan tegap dan gagah memandu 10 personil berjalan di tengah Olympic Stadium.
Bagi Rio Waida, kesempatan membawa bendera Merah Putih di ajang sekelas Olimpiade merupakan kebanggaan tersendiri baginya.
Baca Juga: Raih Medali Perak di Olimpiade Tokyo, Ternyata Rayssa Leal Pernah Bikin Tony Hawk Kagum
“Ini tidak pernah saya bayangkan, bisa tampil di Olimpiade. Saya akan menjadi Flag Bearer. Saya akan berdiri paling depan membawa bendera Merah Putih, mewakili kontingen Indonesia,” tutur Rio.
Pemilihan sebagai Flag Bearer sendiri merupakan keputusan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang memahami adanya hubungan antara dirinya dengan Jepang.
Rio sendiri memang memiliki darah Jepang dari sang ibu, Kaoru Waida. Sedangkan sang ayah, merupakan WNI asal Jember, Jawa Timur.
Selain membawa bendera, Rio akan bertarung di cabor Surfing atau selancar di mana saat artikel ini dibuat, langkahnya telah terhenti di babak 16 besar.
Langkahnya terhenti setelah dikalahkan peselancar Jepang, Kanoa Igarashi yang merupakan peringkat enam World Surf League (WSL) dengan nilai 12,00 – 14,00.
Baca Juga: Mirip Banget Lady Gaga, Paras Atlet Taekwondo di Tokyo 2020 Kejutkan Publik
Kekalahan ini cukup menyakitkan bagi Rio Waida. Namun di usianya yang masih muda, ia berjanji akan kembali berpartisipasi dan meraih medali Olimpiade 2024.
Bakat Selancar dari Orangtua
Rio Waida lahir di Saitama, Jepang pada 25 Januari 2000. Seperti yang telah dibahas di atas, ia merupakan anak keturunan Indonesia-Jepang.
Rio bersama kedua orangtuanya tinggal di Jepang hingga usianya 5 tahun. Sejak saat itu, ia dan kedua orang tuanya memilih menetap di Bali, Indonesia.
Dikutip dari laman World Surf League, Bakat selancar Rio sendiri turun langsung dari kedua orang tuanya, Muhammad Zaini dan Kaoru Waida, yang juga merupakan peselancar.
Di masa kecilnya, kedua orang tua Rio mengharapkan sang anak untuk menjadi penerusnya. Sayang, keinginan tersebut sempat terhambat karena pemuda bertinggi 170 cm itu mengalami kondisi medis yang menghambat pertumbuhannya.
Karena kondisi medis tersebut, Rio pun harus menjalani pengobatan hormon pertumbuhan di saat masa kecilnya.
Meski demikian, Rio tetap dianggap sebagai salah satu talenta muda terbaik di dunia Surfing. Hal tersebut terbukti pada 2016 lalu, di mana ia menjuarai Quicksilver Young Guns Surf Event.
Di ajang tersebut, Rio mengalahkan atlet selancar profesional tingkat internasional. Atas prestasi ini, ia mendapat hadiah senilai 10 ribu dolar dan mendapat sponsor untuk berkancah di event internasional.
Sematan peselancar bertalenta bukanlah isapan jempol belaka. World Surf League (WSL) menggambarkan teknik Rio yang membuatnya terpandang.
WSL menyebut Rio memiliki teknik yang luar biasa yakni kecepatan, Tube Riding, Timing, dan permainan udara besar yang membuatnya bisa berselancar dengan mudah menaklukan ombak-ombak terbaik di dunia.
Rio sendiri lolos ke Olimpiade 2020 karena berhasil merebut posisi kedua dalam ajang International Surfing Association (ISA) World Surfing Games 2019 di Miyazaki, Jepang.
Kontributor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya