Termasuk Ade Resky, Ini 3 Pebulutangkis Indonesia yang Pilih Bela Negara Lain

Rauhanda Riyantama Suara.Com
Rabu, 28 Juli 2021 | 12:30 WIB
Termasuk Ade Resky, Ini 3 Pebulutangkis Indonesia yang Pilih Bela Negara Lain
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Ade Resky Dwicahyo [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia memang tak pernah kekurangan pebulutangkis hebat. Bahkan, itu membuat beberapa atlet yang memutuskan untuk memilih membela negara lain.

Hal ini karena mereka tak bisa bersaing dengan atlet-atlet Indonesia yang telah menjadi langganan pelatnas.

Jika sudah begitu, pebulutangkis ini akan tersingkir dari persaingan. Bahkan, namanya akan tenggelam dari permukaan.

Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk memperkuat negara lain agar mampu menorehkan prestasi di level internasional.

Baca Juga: 6 Potret Melati Daeva Oktavianti di Luar Lapangan, Cantiknya Kelewatan!

Berikut disajikan tiga pebulutangkis Indonesia yang memilih memperkuat negara lain.

1. Danny Bawa Chrisnanta

Danny Bawa Chrisnanta. (Instagram/dannybawachrisnanta)
Danny Bawa Chrisnanta. (Instagram/dannybawachrisnanta)

Pebulutangkis kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, ini menjadi atlet yang memilih berganti kewarganegaraan.

Sejak tahun 2007, Chrisnanta secara resmi mendapatkan paspor Singapura. Sejak saat itu, dia menjadi atlet andalan Singapura dan bermain di nomor ganda putra.

Pasangan di nomor tersebut ialah Chayut Triyachart, atlet kelahiran Thailand yang juga mendapatkan kewarganegaraan Singapura.

Baca Juga: Lucu! Panitia Olimpiade Salah Beri Medali Emas ke Juara 3, Netizen: Tau Aja yang Cantik

Sejumlah prestasi sukses didapatkan pasangan ini di kejuaraan dunia, seperti runner-up Vietnam Open 2021, serta menjuarai Malaysia Grand Prix 2014 dan Macau Open 2014.

Uniktnya, pada kejuaraan yang disebut terakhir, Chrisnanta dan Triyachart berhasil mengalahkan pasangan asal Indonesia, yakni Angga Pratama dan Ricky Karanda Suwardi.

Selain itu, Chrisnanta juga berhasil meraih juara dua di nomor ganda campuran pada kejuaraan tersebut.

Namun, ia bersama Vanessa Neo harus kalah dari wakil Indonesia, Edi Subaktiar dan Gloria Emanuelle Widjaja, padaa partai final.

2. Setyana Mapasa

Pebulutangkis keturunan Indonesia, Setyana Mapasa, kini membela negara Australia. [Instagram/setyanam]
Pebulutangkis keturunan Indonesia, Setyana Mapasa, kini membela negara Australia. [Instagram/setyanam]

Setyana Mapasa juga menjadi pebulutangkis asal Indonesia yang berganti kewarganegaraan karena ingin meraih prestasi.

Saat ini, dia menjadi atlet kontingen Australia yang akan terjun di nomor ganda putri bersama partnernya, Gronya Somerville.

Sebetulnya, perempuan bernama lengkap Setyana Daniella Florensia Mapasa ini lahir di Minahasa, Sulawesi Utara pada 15 Agustus 1995.

Namun, semenjak tahun 2013, dia sudah pindah ke Australia dan mendapat kewarganegaraan dari sana. 

Sebetulnya, Mapasa bukanlah satu-satunya pebulu tangkis asal Indonesia yang mewakili Australia di ajang olahraga terbesar di dunia itu.

Sebab, ada nama Lenny Permana yang pernah tampil untuk Australia pada Olimpiade Athena 2004.  Selain itu, Eugenia Tanaka juga pernah bermain untuk Negeri Kanguru, yakni pada Olimpiade Beijing 2008.

3. Ade Resky Dwicahyo

Ade Resky Dwicahyo, pebulu tangkis asal Indonesia yang akan membela Azerbaijan di Olimpiade Tokyo 2020. (Dok. Badmintonphoto)
Ade Resky Dwicahyo, pebulu tangkis asal Indonesia yang akan membela Azerbaijan di Olimpiade Tokyo 2020. (Dok. Badmintonphoto)

Terbaru ada Ade Resky Dwicahyo menjadi salah satu pebulutangkis yang tampil di Olimpiade Tokyo 2020 di nomor tunggal putra.

Namun, meski namanya terdengar sangat Indonesia, ternyata Ade Resky Dwicahyo tak mewakili Indonesia di ajang tersebut.

Sebab, Ade yang lahir dan besar di Indonesia saat ini membawa panji Azerbaijan. Padahal, dia merupakan lelaki kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, 14 Mei 1998.

Sebetulnya dia pernah mewakili Indonesia di Kejuaran Dunia Junior Bulutangkis pada 2016. Namun, saat itu ia gagal meraih medali karena kandas di babak perempatfinal.

Setahun kemudian, tepatnya pada 2017, ia mendapatkan proposal untuk membela Azerbaijan. Akhirnya dia menerima proposal itu agar bisa memiliki peluang berprestasi di level internasional.

Kontributor: Muh Adif

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI