Suara.com - Pemanah Indonesia, Arif Dwi Pangestu mengaku sempat terkecoh dengan embusan angin kencang yang mengganggu konsentrasinya saat melakoni babak pertama recurve perorangan putra cabang olahraga (cabor) panahan Olimpiade Tokyo di Yumenoshima Archery Park Field, Jepang, Selasa (27/9/2021).
Badai Taifun menghampiri Tokyo pada hari ini sejak pukul 03.00 dini hari hingga siang waktu setempat, yang menyebabkan sebagian pertandingan harus dijadwal ulang, termasuk cabor panahan.
Arif menceritakan cuaca ekstrem serta embusan angin kencang yang belum pernah ia temukan selama latihan di Jakarta itu sangat menyulitkannya.
Dia pun harus mengakui keunggulan wakil Jerman, Florian Uruh dengan skor 2-6 (24-28, 28-26, 24-28, 25-27).
Baca Juga: Rekap Bulutangkis Olimpiade Tokyo: 3 Wakil Indonesia Juara Grup
“Anginnya kencang dan berubah-ubah. Terkadang ke kanan dan juga ke kiri. Cuacanya esktrem, sangat terasa ke badan dan kontrol tangan kiri juga sangat berbeda," ungkap Arif dalam rilis resmi Komite Olimpiade Indonesia, Selasa (27/7/2021).
"Tapi, pas latihan soalnya cuaca mendung seperti kayak antara hujan atau tidak. Kalaupun terjadi hujan, mungkin lebih susah lagi," paparnya.
Arif mengaku sempat fokus ke angin pada seri kedua. Namun, kondisi angin yang berubah-ubah itu kembali membuat konsentrasinya hilang.
“Tadi sempat anginnya agak cepat sehingga berubah konsentrasi. Kalau badai, ya pasti anginnya besar banget kan. Tetapi ini bukan badai, jadi kayak angin bingung gimana gitu. Itu sangat mempengaruhi konsentrasi karena waktu latihan juga tidak pernah kena angin seperti itu. Baru kali ini anginnya seperti itu," jelasnya.
Sementara itu, pelatih tim panahan Indonesia, Permadi mengatakan Arif sudah berusaha maksimal, apalagi ini merupakan debutnya di pesta olahraga terakbar di dunia itu.
Baca Juga: Atlet Taekwondo Rusia Dedikasikan Emas Olimpiade untuk Mendiang sang Ibu
Karenanya, wajar apabila Arif masih belum bisa konsentrasi menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem.
"Ini luar biasa karena Arif itu belum pernah ikut PON, langsung ikut Olimpiade. Jadi, kalau dilihat sih memang kita perlu banyak event untuk atlet panahan ini supaya bisa menyesuaikan di kondisi-kondisi yang memang ekstrem," tutur Permadi.
Pengalaman Arif menghadapi cuaca ekstrem ini, lanjut Permadi, akan menjadi pekerjaan rumah bagi pelatih dan pembina pelatnas untuk menghadapi berbagai ajang internasional maupun Olimpiade 2024 Paris.
“Sepertinya kita perlu mencari tempat latihan lain dengan cuaca hujan, barangkali panas atau dingin,” pungkas Permadi.