Suara.com - Olimpiade Tokyo 2020 sudah resmi dimulai sejak 24 Juli lalu. Dari sekian banyak atlet yang ikut berkompetisi di ajang ini, ada satu yang menyandang status sebagai atlet tertua, Mary Hanna.
Di edisi kali ini, Hanna berusia 66 tahun dan akan memperkuat tim equestrian (berkuda) kontingen Australia. Dengan usia setua ini, tentu saja Olimpiade Tokyo bukan keikutsertaan pertam pertama Hanna.
Ini merupakan ajang keenam Hanna setelah sebelumnya tampil di Olimpiade 1996, 2000, 2004, 2012, dan 2016. Hanna cuma sekali absen di Olimpiae Beijing 2008.
Adapun, di Olimpiade Tokyo ini, Hanna akan turun di nomor dressage team bersama Kelly Layne dan Simone Pearce. Prestasi Hanna di edisi-edisi sebelumnya memang tak pernah berbuah medali, namun tetap bisa memperkuat Australia di pesta olahraga terbesar sejagat ini tetap membuatnya bangga.
Baca Juga: Warga Kaltim, Dukung Pebulutangkis Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 Yuk, Berikut Linknya
Di Olimpiade 1994 Hanna finis ke-24 di nomor individual dressage, lalu finis 6 di nomor tim dan 34 nomor individu pada Olimpiade Sydney 2000. Hanna kemudian cuma finis 39 di nomor individual Olimpiade 2004, finis ke-9 di nomor tim dan 43 individu pada Olimpiade 2012 dan ke-39 pada individual dressage Olimpiade Rio 2016.
Profil Mary Hanna
Hanna lahir di Melbournne, Australia, pada 1 Desember 1954. Sejak usia 4 tahun dia sudah mengenal dunia berkuda. Meski begitu, Hanna tetap fokus pada pendidikannya sehingga mampu lulus dengan menyandang status sarjana di bidang seni.
Hanna juga tercatat pernah mendapat beasiswa dari Institut Olahraga Victoria. Selama berkarier, Hanna terus berjuang dengan cedera punggung yang terus kambuh. Dia sempat menjalani operasi untuk memulihkan cederanya tersebut.
Selain Olimpiade, Mary Hanna juga sudah lima kali mewakili Australia di Piala Dunia Equestrian pada tahun 1994, 1998, 2002, 2014 dan 2018, di mana dia menghasilkan hasil terbaik dengan finis ke-8 pada nomor tim di Tyron, North Carolina, dan ke-29 pada nomor individu di Normandia, Prancis.
Baca Juga: Tim Panahan Indonesia Terhenti di 16 Besar Beregu Putra Olimpiade Tokyo
Pada paruh kedua tahun 2019, Mary menjauh dari kompetisi untuk kembali ke rumah dan bersama putrinya, Gitte Donvig Hanna, yang menderita cedera parah dan mengalami koma yang diinduksi secara medis setelah jatuh dari kuda di kandang mereka di Victoria.
Hanna sendiri memiliki dua putri, selain Giiti, dia juga memilki satu putri lagi, Alexandria Hanna. Dari dua anaknya itu, Mary Hanna kini sudah memiliki 3 orang cucu.
Di Olimpiade Tokyo ini, Hanna menunggangi kuda bernama Calanta dan tercatat menjadi atlet wanita kedua dalam sejarah Olimpiade setelah Lorna Johnstone (Inggris) yang tampil di usia 70 tahun pada cabang berkuda di Olimpiade 1972.
Kontributor: Aditia Rizki