Hend Zaza, Atlet 12 Tahun yang Berhasil Tembus Olimpiade Tokyo di Tengah Peperangan

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 23 Juli 2021 | 16:01 WIB
Hend Zaza, Atlet 12 Tahun yang Berhasil Tembus Olimpiade Tokyo di Tengah Peperangan
Atlet tenis meja Suriah Hend Zaza usia mengikuti kejuaraan nasional pada Maret 2020. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di sepanjang sejarah Olimpiade, terdapat banyak contoh atlet muda yang sangat berbakat yang membuat dampak besar di panggung olahraga dunia, dan di Olimpiade Tokyo tahun ini, Hend Zaza siap menorehkan prestasi.

Hend Zaza merupakan atlet tenis meja berusia 12 tahun asal Suriah. Olimpiade Tokyo akan menjadi debutnya di ajang multievent empat tahun itu.

Bintang tenis meja Suriah itu meraih tiket Olimpiade pada Februari 2020, saat ia mengalahkan Mariana Sahakian dari Lebanon yang berusia 42 tahun di babak kualifikasi Asia.

Dia adalah pemain tenis meja Suriah pertama yang memenangkan gelar nasional di semua tingkatan.

Baca Juga: Tak Ada Tim Inggris di Sepak Bola Putra Olimpiade, Ini Alasannya

"Ini adalah hadiah untuk negara saya, orang tua saya, dan semua teman saya," kata Zaza.

Seperti anak-anak Suriah lainnya, sebagian besar masa kecil Zaza ditandai dengan perang saudara Suriah, dan meskipun dia menganggap tenis meja sebagai pelarian, perang selalu tetap ada.

Pemadaman listrik yang terus-menerus telah menyebabkan sejumlah sesi pelatihannya ditunda, karena berlangsung di dalam ruangan di sebuah ruangan dengan empat meja rusak dan lantai yang reyot, tetapi bahkan itu tidak mengurangi keinginannya yang tak terbendung untuk menjadi peraih medali Olimpiade lewat tenis meja.

Olahraga Ada dalam Darahnya

Zaza adalah anak bungsu dari lima bersaudara, dengan empat kakak laki-laki, dan ayahnya adalah mantan pemain sepak bola dan sekarang menjadi guru senam.

Baca Juga: Greysia/Apriyani Bertekad Kalahkan Chow/Lee di Laga Perdana Olimpiade Tokyo

"Olahraga ada dalam darah saya," katanya dalam wawancara dengan CGTN.com yang dikutip Marca, Jumat (23/7/2021).

"Keluarga saya telah memberi saya dukungan yang sangat besar sejak hari-hari awal saya dan, sebagai yang termuda, mereka sangat memperhatikan saya.

"Mereka membantu saya untuk maju dalam olahraga."

Dia tidak mengabaikan studinya, karena dia menyukai matematika dan mengaku sebagai penggemar Harry Potter. Tetapi saat ini, dia fokus untuk membuat dampak besar di Olimpiade Tokyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI