Pembawa Bendera Kirim Pesan Kesetaraan dan Lawan Rasisme di Pembukaan Olimpiade Tokyo

Reky Kalumata Suara.Com
Jum'at, 23 Juli 2021 | 07:36 WIB
Pembawa Bendera Kirim Pesan Kesetaraan dan Lawan Rasisme di Pembukaan Olimpiade Tokyo
Foto logi Olimpiade di depan di Olympic Stadium, Jepang, pada 20 Juli 2021, menjelang pembukaan Olimpiade Tokyo 2020. Behrouz MEHRI / AFP
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Negara-negara peserta Olimpiade Tokyo 2020 diharapkan menunjukkan dukungannya terhadap kesetaraan gender dan keadilan rasial dengan penunjukkan para pembawa bendera kontingen mereka di upacara pembukaan, Jumat (23/7/2021).

Komite Olimpiade Internasional mengubah aturan dan meminta setiap negara memilih dua pembawa bendera sebagai upaya meningkatkan kesetaraan gender di Olimpiade Tokyo.

Peraih medali emas dayung Mohamed Sbihi menjadi muslim pertama yang akan membawa bendera Inggris, bersama pelayar Hannah Mills.

"Merupakan suatu kehormatan diundang menjadi pembawa bendera Tim Inggris Raya," kata Sbihi seperti dikutip Antara dari Reuters, Kamis. "Berada dalam gerakan Olimpiade ini merupakan momen ikonik, orang-orang akan ingat gambaran itu."

Baca Juga: Praveen/Melati Jangan di Kamar Terus, Nanti Stres

Atlet Australia Cate Campbell dan Patty Mills akan mengikuti Olimpiade keempatnya. Mills, pebasket yang bermain untuk tim NBA San Antonio Spurs, akan menjadi warga pribumi Australia yang terpilih membawa bendera di upacara pembukaan.

"Ini adalah identitas, dapat menunjukkan siapa Anda ke seluruh dunia," kata Mills. "Ini adalah salah satu dari beberapa yang membuat Anda bangga tentang siapa diri Anda. Kami telah benar-benar datang dari jauh untuk olahraga Australia dan ini spesial."

Sedangkan kontingen Amerika Serikat akan dipimpin pebasket berusia 40 tahun Sue Bird dan atlet bisbol Eddy Alvarez yang berdarah campuran Kuba-Amerika. Alvarez, yang juga memenangi medali perak untuk speedskating di Olimpiade Musim Dingin 2014, telah menunjukkan dukungannya bagi masyarakat Kuba yang telah turun ke jalan melakukan protes di tengah krisis ekonomi negaranya.

"Kami bersimpati kepada masyarakat Kuba saat ini. Kami sangat bangga dengan mereka karena mereka turun kejalan untuk unjuk rasa dengan batu, garpu kebun, dan sapu," kata dia.

Sementara Belanda menunjuk sprinter berusia 36 tahun yang juga atlet kulit hitam Churandy martina dari Curacao bersama atlet skateboard Keet Oldenbeuving, 16. Mereka merupakan atlet tertua dan termuda di kontingen Belanda.

Baca Juga: Pandemi Hadirkan Ketidakpastian, Praveen/Melati Diminta Lebih Waspada

Negara tetangganya, Belgia menampilkan wakil dari perbedaan linguistik negara itu, yaitu atlet heptatlon Nafi Thiam, yang bicara bahasa Prancis, dan atlet hoki Felix Denayer, seorang penutur bahasa Belanda.

"Suatu kehormatan," tulis sprinter berkulit hitam asal Swiss Mujinga Kambundji dengan emoji benera Swiss di Instagram setelah ia terpilih membawa bendera di samping Max Heinzer.

"Ketika saya memulai atletik saat kecil, ikut di Olimpiade tak pernah terdengar sangat realistis. Hari ini saya bersiap untuk Olimpiade ketiga saya, dan kehormatan ini membuat pengalaman ini jauh lebih spesial."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI