Suara.com - Petenis nomor satu dunia asal Serbia, Novak Djokovic telah mengambil keputusan untuk tampil pada ajang Olimpiade 2020 Tokyo, di saat petenis top dunia lainnya memutuskan untuk tidak ambil bagian.
"Saya memesan penerbangan saya ke Tokyo dan dengan bangga akan bergabung dengan #TeamSerbia untuk Olimpiade," cuit Djokovic dalam bahasa Inggris di akun Twitter pribadinya, Jumat.
"Dengan sangat bangga saya berkemas untuk Tokyo dan bergabung dengan tim nasional kami dalam memperebutkan medali paling cemerlang di arena Olimpiade," sambung petenis berjuluk Nole itu dalam bahasa Serbia.
"Bagi saya, bermain untuk Serbia selalu merupakan kegembiraan dan motivasi khusus, dan saya akan memberikan yang terbaik untuk membuat kita semua bahagia."
Baca Juga: 777 Orang Termasuk 431 Atlet, China Kirim Delegasi Terbesar ke Olimpiade Tokyo
Petenis berusia 34 tahun itu telah memenangkan gelar Australian Open, French Open dan Wimbledon tahun ini.
Djokovic membutuhkan medali emas dari Olimpiade Tokyo dan juga gelar US Open untuk menjadi orang pertama yang merebut Golden Grand Slam.
Golden Slam hanya pernah dicapai satu kali dalam pertandingan putri, ketika Steffi Graf menyapu empat turnamen dan emas Olimpiade di Seoul pada 1988.
Serena Williams, Rafael Nadal dan Andre Agassi juga telah mencapai karier Golden Slam.
Jalan Djokovic menuju emas potensial di Tokyo dipermudah setelah rivalnya, yakni Roger Federer dan Rafael Nadal, memutuskan untuk melewatkan Olimpiade.
Baca Juga: Lifter Eko Yuli Irawan Beberkan Target di Olimpiade Tokyo
Juara US Open, Dominic Thiem juga absen dalam pertandingan olahraga multievent dunia itu.
Djokovic sebelumnya memenangkan medali perunggu di nomor tunggal pada Olimpiade 2008 di Beijing setelah kalah dari Nadal dalam laga semifinal, sebelum menumbangkan petenis Amerika Serikat James Blake untuk posisi ketiga.
Di London pada Olimpiade 2012, Djokovic membawa bendera Serbia saat upacara pembukaan, namun sekali lagi dia kalah dalam partai semifinal di tangan Andy Murray.
Nole juga dikalahkan oleh Juan Martin del Potro saat memperebutkan medali perunggu. Del Potro kembali mengalahkan Djokovic pada babak pertama Olimpiade Rio empat tahun kemudian.
Pengumuman Djokovic untuk menghadiri Olimpiade Tokyo tahun ini hanya berselisih empat hari setelah sebelumnya ia sempat ragu berpartisipasi.
Setelah mengalahkan Matteo Berrettini untuk meraih gelar Wimbledon keenam dan mahkota Grand Slam ke-20 sepanjang kariernya pada 11 Juli lalu, Djokovic mengatakan peluangnya 50-50 untuk mengikuti Olimpiade Tokyo.
"Seperti yang saya katakan, saya selalu berencana untuk ke Olimpiade. Tapi sekarang saya sedikit terpecah. Ini seperti 50-50 karena apa yang saya dengar dalam beberapa hari terakhir," kata Djokovic.
Petenis berusia 34 tahun itu pun mengaku akan berpikir dua kali jika protokol COVID-19 di Jepang menjadi terlalu ketat dan penggemar dilarang hadir.
Semua venue di Olimpiade Tokyo, yang dimulai pada 23 Juli, akan ditutup untuk penonton karena otoritas Jepang berupaya membatasi risiko penyebaran COVID-19.
Penonton dari luar negeri telah dilarang hadir, termasuk anggota keluarga yang hendak mengunjungi atlet.
"Itu benar-benar mengecewakan untuk didengar. Saya juga mendengar bahwa akan ada banyak pembatasan di Desa Olimpiade," ujar Djokovic.
"Mungkin Anda tidak akan bisa melihat atlet lain tampil secara langsung.
"Saya bahkan tidak dapat mengajak stringer saya yang merupakan bagian yang sangat penting dari tim saya. Saya juga terbatas dengan jumlah orang yang dapat dibawa di tim saya. Saya harus memikirkannya," ungkap Nole.
Pertandingan tenis Olimpiade tahun ini akan kehilangan para pemenang utama dari turnamen putri, yakni Serena Williams, Victoria Azarenka, Angelique Kerber dan Bianca Andreescu.
Sementara itu, petenis dari tim putra yang absen dalam ajang bergengsi tersebut, diantaranya pemain nomor satu Inggris Dan Evans, petenis Australia Nick Kyrgios, David Goffin dari Belgia, serta duo Kanada; Milos Raonic dan Vasek Pospisil.
[Antara]