Suara.com - Perdana Menteri Jepang mengatakan ada kemungkinan Olimpiade Tokyo akan diselenggarakan tanpa penonton, setelah Samoa menarik mundur tim angkat besinya dari acara olahraga global tersebut.
Sebelas atlet Samoa telah lolos ke Olimpiade, tetapi tiga di antaranya, yaitu para atlet angkat besi, telah dilarang menghadiri acara yang akan dimulai akhir bulan ini, kata Presiden Komite Olimpiade negara yang kepulauan yang terletak di Samudera Pasifik itu, Patrick Fepuleai.
"Kami masih dalam keadaan darurat, kami dalam kondisi lockdown," ujar Fepuleai kepada Reuters seperti dimuat Antara.
Kecewa dengan berita itu, bos angkat besi Samoa, Tuaopepe Jerry Wallwork, kepada Reuters mengatakan "Ini mengerikan, mengecewakan, sangat mengecewakan."
Baca Juga: PPKM Darurat, Menpora: Pelepasan Atlet Olimpiade Tokyo Bisa Digelar Online
"Akan ada dampak besar pada para atlet, kami menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan acara tersebut," dia menambahkan.
Olimpiade Musim Panas dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli, setelah tertunda selama satu tahun karena pandemi. Namun, survei menunjukkan mayoritas orang Jepang masih menentang mengadakan acara tersebut di tengah peringatan dari pada ahli kesehatan bahwa hal itu dapat memicu gelombang infeksi lain dan menelurkan varian baru yang lebih kuat.
Menyelenggarakn Olimpiade tanpa penonton akan menjadi salah satu cara untuk mengurangi risiko infeksi, menurut para profesional medis lainnya.
"Saya telah dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada penonton adalah salah satu kemungkinan," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga, Kamis.
Pemerintah Jepang akan membuat keputusan tentang penonton dan apakah akan mencabut keadaan darurat "semu" pekan depan, kata Suga.
Baca Juga: Menpora Pastikan Pelatnas Tetap Jalan di Tengah PPKM Darurat
Pernyataan tersebut muncul setelah pemimpin koalisi junior mengatakan bahwa penyelenggara harus mempertimbangkan untuk mengadakan Olimpiade tanpa penonton.
"Saya harap mereka membuat keputusan tepat waktu, dan mempertimbangkan kemungkinan untuk tidak mengizinkan penonton," kata Natsuo Yamaguchi, ketua Komeito, mitra kolaisi junior Partai Demokrat Liberal (LDP).
Pada Kamis, kasus COVID-19 harian di Jepang berjumlah 673, turun sedikit dari hari sebelumnya sebanyak 714 kasus, yang merupakan tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Jepang kemungkinan akan memperpanjang tindakan pencegahan virus corona di wilayah Tokyo selama dua pekan atau lebih, menurut sumber pemerintah kepada Reuters.
Sumber tersebut menambahkan pemerintah dapat mengembalikan keadaan darurat penuh untuk Tokyo tergantung pada tingkat situasi sistem medis.
Tokyo dan tiga prefektur tetangga termasuk di antara daerah-daerah di bawah keadaan darurat "semu" hingga 11 Juli dan mempertahankan pembatasan sosial dapat mempengaruhi jumlah penonton yang diizinkan masuk ke venue Olimpiade.
Sebuah studi yang dirilis pada Rabu, menyebutkan bahwa bahkan di bawah "skenario paling optimis," kasus baru di Tokyo dapat mencapai 1.000 per hari pada Juli dan 2.000 pada Agustus.
Jika kasus COVID-19 meningkat selama atau setelah Olimpiade, kapasitas rumah sakit di ibu kota Jepang itu dapat mencapai batasnya pada Agustus, menurut penelitian yang dilakukan oleh peneliti universitas dan proyek Institut Nasional Penyakit Menular.