Candra Wijaya Ungkap Kronologi Meninggalnya Markis Kido

Rully Fauzi Suara.Com
Senin, 14 Juni 2021 | 23:21 WIB
Candra Wijaya Ungkap Kronologi Meninggalnya Markis Kido
Mendiang Markis Kido. [IG akun markis_kido11]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar duka menyelimuti dunia bulutangkis Indonesia. Salah satu putra terbaiknya dari sektor ganda putra, Markis Kido, meninggal dunia Senin (14/6/2021) malam.

Kido yang akrab disapa Uda ini berpulang saat sedang bermain bulutangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang.

Menurut Candra Wijaya, legenda ganda putra lainnya yang kebetulan hadir di arena, Kido tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat baru bermain setengah gim. Saat itu sekira pukul 18.30 WIB.

"Saya duduk di pinggir lapangan melihat Kido terjatuh dan saya lari menolong. Dia tidak sadarkan diri dan mengorok," ungkap Candra, yang kemudian membawa Kido ke RS Omni di Alam Sutra, Tangerang.

Baca Juga: Link Live Streaming dan Susunan Pemain Polandia vs Slovakia, Grup E Euro 2020

Legenda bulutangkis Indonesia, Candra Wijaya. [Suara.com/Arief Apriadi]
Legenda bulutangkis Indonesia, Candra Wijaya. [Suara.com/Arief Apriadi]

Selama ini, Kido memang setiap hari Senin rutin bermain bulutangkis dengan sebuah tim di sana.

Ibunda Kido, Zul Asteria yang tampak tegar menjelaskan kondisi putra pertamanya tersebut.

"Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya) di lapangan kali ya. Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat," ucap Zul.

"Saya kira tadi hanya stroke, karna dia kan punya darah tinggi, terus mungkin jatuh dan pembuluh darahnya pecah. Saya berdoanya begitu, tapi ternyata mas Kido diambil," lanjut sang ibu pasrah.

Sementara itu, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyampaikan duka yang mendalam dan rasa kehilangan yang besar atas musibah ini.

Baca Juga: Kesedihan Mendalam Hendra Setiawan Ditinggal Markis Kido, Sang Partner Terbaik

"Hari ini keluarga besar bulutangkis Indonesia sangat berduka dengan berpulangnya Markis Kido, pahlawan bulutangkis yang telah berulang kali mengharumkan nama Merah-Putih di panggung bulutangkis dunia," ucap Agung Firman Sampurna, Ketua Umum PBSI.

"Meninggalnya Kido merupakan sebuah kehilangan besar bagi dunia bulutangkis Indonesia yang tengah menghadapi Olimpiade Tokyo. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan," sambung Agung.

Markis Kido layak disebut legenda bulutangkis dengan segala prestasi yang ia sudah torehkan untuk Indonesia. Oleh karenanya, PBSI berharap suri tauladan pria kelahiran 11 Agustus 1984 itu menjadi inspirasi para penerusnya.

"Dengan prestasi besar seperti juara dunia 2007 di Kuala Lumpur, medali emas Olimpiade 2008 Beijing, dan emas Asian Games 2010 Guangzhou bersama Hendra Setiawan, nama Kido begitu harum di pentas dunia. Kami keluarga besar bulutangkis Indonesia dan PBSI ikut berduka cita dan merasa kehilangan besar dengan berpulangnya Markis Kido," tutur Agung.

"Semoga suri teladan, semangat juang, prestasi besar, dan etos kerja yang telah ditunjukkan Markis Kido selama ini, bisa menginspirasi para pemain-pemain bulutangkis Indonesia untuk mengikuti jejak almarhum," pesannya.

Kido meninggalkan seorang istri, Richasari Pawestri dan dua orang putri.

Jenazah malam ini akan langsung disemayamkan di rumah duka Jalan Gemak B149, RT.003/RW.009, Jaka Setia, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Pemakaman sendiri masih menunggu kedatangan sang istri dari Solo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI