Suara.com - Pandemi Covid-19 berdampak serius terhadap berbagai bidang, tak terkecuali industri olahraga. Dunia tinju profesional turut 'tercekik' wabah yang disebabkan virus bernama ilmiah Sars-Cov-2 tersebut.
Kendati demikian, salah satu perusahaan promotor tinju ternama dan terbesar di Indonesia, M-Pro Internasional, tak patah arang untuk terus menggaungkan gairah tinju Tanah Air.
Meski aral melintang, M-Pro Internasional terus memutar otak agar gelaran tinju Tanah Air tidak sepenuhnya 'mati suri'.
Hingga saat ini, M-Pro terus berusaha menggelar pertandingan tinju level Internasional, sambil merancang formula untuk mengubah citra tinju yang terkesan kuno menjadi olahraga yang diterima masyarakat khususnya kalangan muda.
Baca Juga: Atlet Tinju Wanita Keturunan Jeneponto Wakili Jawa Barat di PON Papua
Target Menggelar Dua hingga Tiga Pertarungan Tahun Ini
Bagi M-Pro Internasional, pandemi Covid-19 cukup jadi batu sandungan dalam menggelar berbagai pertandingan tinju.
Tercatat, kali terakhir M-Pro menggelar pertarungan tinju internasional adalah antara Daud Yordan vs Michael Mokoena pada 17 November 2019.
Dalam pertarungan di kawasan Jatim Park 3, Kota Batu, Jawa Timur itu, Daud Yordan berhasil keluar sebagai pemenang dan berhak merengkuh gelar juara dunia kelas ringan super (63,5 kg) versi IBA dan WBO Oriental.
Namun selepas itu, pandemi melanda Indonesia dan dunia. Praktis ruang gerak M-Pro dan promotor-promotor tinju dunia lainnya menjadi terbatas.
Baca Juga: SEA Games 2021: Atlet Wajib Karantina Dua Pekan Sebelum Berangkat
Kini, perusahaan promotor tinju yang telah berdiri sejak 2008 itu mulai kembali menggerakan kaki lagi untuk memberikan sajian berkualitas kepada para pecinta tinju Tanah Air.
"M-Pro sebetulnya punya target 12 pertarungan setiap tahunnya, tetapi kemudian ada pandemi. Saat ini fokus kami adalah menggelar minimal 2 hingga 3 fight," kata Presiden Direktur M-Pro Internasional, Gustiantira Alandy kepada Suara.com, Senin (7/6/2021).
"Saya masih optimis, saya rasa M-Pro Internasional bisa melakukannya, meski balik lagi ke negara di mana pertarungan bakal digelar. Kami tak bisa mengatur negara orang," tambahnya.
Merancang Format Tinju yang Lebih Menghibur
Sebelum pandemi Covid-19 menghantam dunia, olahraga tinju sejatinya dianggap sudah mengalami penurunan minat karena terkesan kuno hingga jarang dilirik generasi muda.
Gustiantira Alandy amat memahami problematika yang ada, terkhusus di ekosistem tinju Tanah Air. Menurutnya, harus ada pihak yang coba berpikir kreatif guna melakukan gebrakan agar tinju di Indonesia bisa kembali hidup.
Berbagai rancangan telah M-Pro Internasional persiapkan, yang salah satunya adalah mengemas pertarungan tinju agar lebih terkesan muda dan trendi.
Tira, sapaan akrab Gustiantira, turut menyinggung pendekatan promotor-promotor tinju dunia yang dalam satu dua tahun terakhir mulai menyuntikan lebih banyak elemen hiburan ke dalam pertarungan.
Teranyar, duel ekshibisi antara eks petinju Floyd Mayweather vs YouTuber Logan Paul pada Senin (7/6/2021) pagi WIB, terbukti menjadi sorotan dunia, dan secara tak langsung mengangkat kembali pamor tinju ke permukaan.
Tira menganggap fenomena itu bisa menjadi salah satu dari banyak pintu untuk kembali menggaungkan pamor tinju di Tanah Air.
Laga ekshibisi disebutnya jangan dipandang remeh, karena punya impak besar di balik kesan 'main-main' yang ditampilkan.
"Menaikan lagi olahraga tinju harus dengan cara yang lebih kreatif, harus lebih dinamis. Partai-partai ekshibisi tak ush dinyinyirin juga," beber Gustiantira.
"Itu [pertarungan antara Mayweather vs Logan Paul] adalah bukti tinju itu masih jadi pusat perhatian dunia," tambahnya.
Ke depan, Tira yang menghimbau pegiat tinju agar jangan menganggap gelaran Mixed Martial Arts (MMA) sebagai ancaman, punya rencana untuk meniru apa yang dilakukan promotor-promotor dunia terkait menggelar duel-duel ekshibisi.
"Sempat berencana untuk membuat, cuma balik lagi keadaan masih naik turun. Kondisi masih belum jelas. Maksudnya ya kami tak malu-malu bahwa itu meniru, tetapi buat apa malu untuk meniru hal yang bagus. Itu [duel ekshibisi] bisa membangun jembatan antara generasi lama dan sekarang," beber Tira.
Ingin Meruntuhkan Citra Tinju yang Terkesan Kaku dan Menyeramkan
Selaras dengan rencana menjadikan tinju lebih menghibur, M-Pro Internasional disebut Tira juga ingin meruntuhkan citra tinju yang selama ini terkesan sebagai olahraga keras, kaku, dan menyeramkan.
Pada 2018, M-Pro sempat menggelar Mahkota Boxing Super Series di salah satu mal di Jakarta yakni Cilandak Towns Square.
Saat itu, kata Tira, pihaknya ingin melakukan sedikit test on the water untuk melihat demografi penonton tinju di Tanah Air, yang ternyata hasilnya cukup beragam.
"Waktu itu M-Pro sempat bikin duel di Citos. Itu sebenarnya kami ingin ngetes pasar. Kita selenggarakan secara gratis saat weekend di mana orang menghabiskan waktu dengan keluarga."
"Saya pikir yang menonton bakalan cuma komunitas tinju, ternyata banyak ibu-ibu yang nonton. Jadi ternyata pasarnya ada, tapi citra tinju awalnya sudah seram duluan, figure nya seram, meski jaman sekarang sudah agar berbeda," tambahnya.
Bermodal temuan di atas, M-Pro Internasional disebut Tira terpacu untuk coba mengubah citra tinju yang menyeramkan, menjadi olahraga menyenangkan dan juga seru.
"Saya juga di M-Pro punya misi mengubah citra tinju agar tidak dianggap seram. Bahwa tinju itu keren dan seru. Kalau sudah dianggap seram duluan, orang sudah malas untuk nonton," jelas Tira.