Suara.com - Klub basket NBA, Houston Rockets menjalin kerja sama dengan FBI guna menyelidiki kasus kejahatan siber yang baru-baru ini mereka alami.
Kejahatan yang dimaksud Houston Rockets adalah temuan perangkat lunak yang telah dipasang secara paksa dalam sistem internal tim untuk tujuan pemerasan (ransomware).
“Baru-baru ini kami mendeteksi adanya aktivitas yang mencurigakan dalam sistem jaringan internal kami. Kami pun langsung melakukan penyelidikan,” kata Houston Rockets dikutip Antara dari Reuters, Jumat (16/4/2021).
“Perangkat keamanan internal kami sebetulnya bisa mencegah ransomware, namun untuk beberapa sistem tertentu, perangkat kami tidak mampu mencegahnya."
Baca Juga: Kevin Durant Bawa Brooklyn Nets Menang Besar atas Timberwolves
Pada Rabu, Rockets menerima laporan yang menyebutkan pelaku tindak kejahatan itu mengklaim telah mendapatkan informasi terkait bisnis internal tim NBA tersebut.
“Penyelidikan masih terus berjalan, namun peristiwa itu tidak berdampak langsung terhadap operasional kami, termasuk para pemain, staf dan juga para penggemar kami,” kata Houston Rockets.
Meski demikian, Rockets belum dapat menilai kerugian dari tindak kejahatan siber tersebut secara keseluruhan sampai penyelidikan itu selesai.
Namun, Rockets berjanji akan segera memberitahu siapa saja yang terkena dampak dari kejahatan tersebut jika pihaknya menemukan adanya kebocoran data.
Sementara itu, Bloomberg melaporkan pada Rabu lalu adanya sekelompok penyintas, dengan nama Babuk, yang mengklaim telah mencuri 500 gigabyte data milik Houston Rockets, termasuk kontrak pemain, berbagai perjanjian dan juga data keuangan.
Baca Juga: Top 5 Sport: Warriors Hajar Nuggets, Stephen Curry Ukir Rekor Bersejarah
Berdasarkan laporan dari Bloomberg tersebut, Babuk ditemukan pada awal tahun ini, dan telah menjadi ancaman bagi setidaknya lima perusahaan besar, termasuk satu korban yang terpaksa membayar sebesar 85.000 dolar AS setelah negosiasi.