Suara.com - Pelatih sektor ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky mengungkapkan bahwa PBSI sejatinya tidak asing dengan metode main rangkap untuk para atletnya.
Sebelum ganda campuran diakui sebagai sektor tetap layaknya tunggal putra, tunggal putri, serta ganda putra dan putri, para pemain Indonesia disebut Richard kerap main rangkap.
Sebelum tahun 1997, sektor ganda campuran disebut Richard tak ubahnya tempat buangan bagi para pebulutangkis yang sudah tak bersinar di sektor tunggal maupun ganda.
Namun, setelah menjadi sektor independen sebagaimana inisiasi legenda bulutangkis Christian Hadinata, banyak atlet Indonesia yang akhirnya benar-benar fokus untuk bermain di sektor ganda campuran.
Baca Juga: Listyo Sigit Prabowo Mundur dari PBSI, Ini Calon Penggantinya
Hasilnya tak buruk, sebagaimana klaim Richard, di mana Tri Kusharyanto/Minarti Timur jadi pembuka jalan dengan meraih medali perak Olimpiade 2000 Sydney.
"Nah dari situ kami memutuskan tak ada lagi rangkap, jadi [sektor ganda campuran itu] spesial seperti halnya sektor lain," kata Richard Mainaky saat dihubungi wartawan, Selasa (13/4/2021).
"Ceritanya seperti itu, kalau main rangkap di negara-negara lain, khususnya Eropa itu karena pemain yang dimiliki terbatas. Jadi mereka mau tak mau merangkap."
Richard mengatakan bahwa prestasi yang mulai ditunjukan sektor ganda campuran membuat PBSI perlahan meninggalkan metode bermain rangkap.
Para pemain, kata Richard, harus segera menentukan sektor mana yang akan dipilih, khususnya saat mereka sudah masuk ke level senior.
Baca Juga: Jabat Ketum PB ISSI, Alasan Kapolri Listyo Sigit Mundur dari PBSI
"Saya buat sektor anda campuran itu di level atas. Jadi mereka harus memilih sektor yang mana," beber Richard.
Pembahasan terkait minimnya atlet senior PBSI yang bermain rangkap sebelumnya sempat disinggung pelatih sektor ganda putri Eng Hian.
Didi, sapaan akrab Eng Hian, menegaskan bahwa bermain rangkap sejatinya memiliki banyak manfaat bagi para pebulutangkis.
Untuk sektor ganda putri, para pemain dinilainya akan cepat matang bila punya kesempatan tampil di sektor ganda campuran.
Pernyataan Eng Hian sejalan dengan apa yang dilakukan negara-negara seperti Jepang, China dan Eropa yang atlet-atletnya fasih bermain rangkap di level teratas.
Yuta Watanabe dari Jepang bisa menjadi contoh terkait hal itu. Pemain 23 tahun itu fasih bermain di sektor ganda putra dan ganda campuran.
Di sektor ganda putra, Yuta bersama Hiroyuki Endo untuk sementara duduk di peringkat keempat dunia. Sementara di sektor ganda campuran, dia bersama Arisa Higashino duduk di peringkat kelima.
"Kami tak tahu China dan Jepang itu bagaimana bisa rangkap dan pemainnya mau fight di dua sektor," beber Richard yang mengklaim pebulutangkis Indonesia belum siap untuk mengemban komitmen besar bermain di dua sektor di level tertinggi.