Pebulutangkis RI Jarang Main Rangkap, Richard Mainaky Ungkap Alasannya

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 13 April 2021 | 14:54 WIB
Pebulutangkis RI Jarang Main Rangkap, Richard Mainaky Ungkap Alasannya
Pelatih Ganda Campuran Pelatnas PBSI, Richard Mainaky (kanan), memantau latihan anak didiknya. [AFP/Bay Ismoyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelatih sektor ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky membeberkan alasan mengapa para pebulutangkis Merah Putih jarang ada yang bermain rangkap di level senior.

Menurut Richard, hal itu disebabkan karena kurangnya komitmen dalam diri atlet untuk berusaha tampil sama baiknya di dua sektor berbeda.

Dalam bulutangkis, seorang atlet lazimnya bermain rangkap di sektor ganda putra atau putri dan sektor ganda campuran.

"Agak sulit, atlet kita belum bisa terlalu profesional [untuk bermain rangkap]. Jadi kadang-kadang kerap terjadi, mereka bagus di satu sektor dan langsung melepas sektor lainnya," kata Richard Mainaky saat dihubungi wartawan, Selasa (12/4/2021).

Baca Juga: Jabat Ketum PB ISSI, Alasan Kapolri Listyo Sigit Mundur dari PBSI

"Jadi menurut saya untuk main rangkap di level atas itu agak sulit," tambahnya.

Richard mengatakan bahwa metode bermain rangkap untuk saat ini lebih digunakan PBSI sebagai wadah menganalisis potensi pebulutangkis muda yang masih tampil di level senior.

Contoh teranyar adalah Leo Rolly Carnando yang kerap bermain rangkap di sektor ganda putra dan ganda campuran saat masih tampil di level junior hingga 2019 lalu.

Hebatnya, Leo mampu tampil sama baiknya saat berpasangan dengan Indah Cahya Sari Jamil di ganda campuran dan Daniel Marthin di ganda putra.

Pada 2018, Leo/Indah sukses meraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior, dan setahun setelahnya, giliran Leo/Daniel yang mencatatkan prestasi tersebut.

Baca Juga: Kapolri Mundur, Kapolda Metro Jaya Kandidat Kuat Duduki Jabatan Sekjen PBSI

"Kami bilang ke Kabid Binpres [Rionny Mainaky] bahwa siapa yang perlu main rangkap untuk menambah jam terbangnya, kita bicara ke sektor ganda putri dan ganda putra," beber Richard.

"Metode itu juga bikin kita tahu seorang pemain lebih cocok ke sektor mana, di samping itu mereka lebih punya banyak jam terbang bertanding," tambahnya.

Pembahasan terkait minimnya atlet senior PBSI yang bermain rangkap sebelumnya sempat disinggung pelatih sektor ganda putri Eng Hian.

Didi, sapaan akrab Eng Hian, menegaskan bahwa bermain rangkap sejatinya memiliki banyak manfaat bagi para pebulutangkis. Untuk sektor ganda putri, para pemain akan cepat matang bila punya kesempatan tampil di sektor ganda campuran.

Pernyataan Eng Hian sejalan dengan apa yang dilakukan negara-negara seperti Jepang, China dan Eropa yang atlet-atletnya fasih bermain rangkap di level teratas.

Yuta Watanabe dari Jepang bisa menjadi contoh terkait hal itu. Pemain 23 tahun itu fasih bermain di sektor ganda putra dan ganda campuran.

Di sektor ganda putra, Yuta bersama Hiroyuki Endo untuk sementara duduk di peringkat keempat dunia. Sementara di sektor ganda campuran, dia bersama Arisa Higashino duduk di peringkat kelima.

"Kami tak tahu China dan Jepang itu bagaimana bisa rangkap dan pemainnya mau fight di dua sektor," beber Richard.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI